BENGKULU, BE - Lantaran tak pernah difungsikan, aset pemerintah Kafe Mini yang terletak di Jalan Bencoolen Pantai Jakat, jadi tempat sarang maksiat. Pada malam hari, kafe yang memiliki 17 auning ini seringkali digunakan sebagai tempat anak-anak muda dan para remaja untuk meminum minuman keras.
Izal (32), warga RT 1 Kelurahan Tengah Padang, mengatakan, ia seringkali mendengar kebisingan di malam hari karena adanya aktivitas sekumpulan anak muda dan para remaja yang mabuk-mabukan di kawasan tersebut. Kebisingan ini kerapkali menimbulkan kegaduhan sehingga menganggu aktivitas warga yang hendak beristirahat di malam hari.
\"Apalagi kalau malam Minggu jumlah yang nongkrong sangat banyak. Mereka beli minuman dari luar dan minum-minuman di sini. Memang tidak ada yang menjadikannya sebagai tempat mesum, tapi kegaduhannya seringkali membuat istirahat tidak nyaman. Kami berharap pemerintah dapat memfungsikannya kembali,\" kata Izal.
Data terhimpun di lokasi, sejumlah aset seperti peralatan listrik berupa aki, lampu dan alat elektronik lainnya dalam keadaan rusak dan hilang. Sebanyak 17 auning yang ada dalam keadaan kosong dan ditumbuhi rerumputan. Pada salah satu auning, terlihat bekas obat-obatan yang digunakan untuk mabuk-mabukan.
\"Dulu katanya ini dibangun untuk masyarakat. Tapi malah sekarang dibiarkan terbengkalai. Padahal dulu banyak PKL di sini jualan pakai auning bambu malah lebih bersih dan tertata ketimbang sekarang. Padahal para PKL disini dulu banyak yang mati aktifitas ekonominya karena mengalah dengan pembangunan ini. Kan sayang. Lampu-lampu pada hilang sudah diganti sama kontraktor yang bangun tapi sekarang malah hilang lagi,\" ketusnya.
Ketua RT 1 Kelurahan Tengah Padang, Nasir, tak menampik hal ini. Menurutnya, pembiaran aset pemerintah ini dalam keadaan tak terawat membuat keindahan pemandangan di Pantai Jakat menjadi berkurang. Ia sendiri tak berani untuk memutuskan penggunaan tempat ini lantaran belum mendapatkan restu dari pemerintah.
\"Sudah banyak memang yang meninjau untuk dibuat ini-itu. Tapi sampai sekarang tidak pernah ada realisasinya. Kita tentu saja prihatin. Tapi mau berbuat apa. Sampai sekarang belum ada tindak lanjut dari pemerintah,\" sampainya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bengkulu, Drs H Bujang HR MM, mengatakan, aset Cafe Mini tersebut belum diserahkan oleh Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kota. Bilamana aset tersebut diserahkan, pihaknya menyatakan kesediaan untuk mengelola salah satu aset di objek wisata ini dengan baik.
\"Sampai saat ini belum diserahkan kepada Pemerintah Kota. Sehingga belum bisa kami kelola. Ada auning kecil di Pasir Putih Pantai Panjang dan di Pantai Berkas dan itu sudah ada pedagang yang menempatinya sekarang. Kalau sudah diserahkan, tentu kami akan mengelolanya dengan baik,\" demikian Bujang. (009)