ARGA MAKMUR, BE - Tanaman padi di hamparan sawah milik petani di Desa Kemumu Kecamatan Arga Makmur, Bengkulu Utara (BU) bakal terancam gagal panen. Pasalnya, padi yang baru berumur 1,5 bulan, kini layu dan menguning akibat diserang hama ulat.
\"Ulat yang menyerang ini ada 3 macam warnanya. Ada yang hijau, kuning dan belang-belang seperti kupu-kupu,\" tutur petani setempat, Kalijo (50).
Ditambahkannya, selain ulat, hama lainnya disebutkannya, Lembing Hitam, yakni jenis serangga. Selain itu lagi hama tikus. Tapi, katanya, untuk saat ini sedang marak musim ulat, sehingga untuk menyelamatkan tanaman padinya, ia harus rutin menyemprot padinya dua kali dalam seminggu.
Jika tidak disemprot dengan racun hama, kata Kalijo, padi tersebut bisa tidak terselamatkan. Pertamanya, daun padi akan terlipat oleh ulat tersebut, lama-kelamaan batang padi akan mengering dan bewarna kuning lalu mati. \"Menyemprotnya ini juga harus pakai kayu, agar ulat tersebut benar-benar kena semprot, karena ia ada pada gulungan daun padi,\" imbuhnya.
Menurutnya, untuk menyemprot rutin tersebut butuh biaya yang yang mahal bagi petani. Jika disemprot sendiri akan menghabiskan dana Rp 150 ribu untuk beli racun ulat saja. Sedangkan jika diupahkan pada orang lain, dana yang dibutuhkan menjadi lebih besar lagi. Walaupun dana yang dikeluarkan sangat besar untuk menyemprot padi tersebut, tapi hal itu tetap harus dilakukan, atau petani akan benar-benar merugi karena tanaman padinya mati.
\"Kalau terlambat saja nyemprotnya bisa kering tanaman padinya. Karena ulat itu menyerang langsung ke umbi padi,\" tuturnya.
Lebih jauh, Kalijo, berharap pemerintah memperhatikan petani yang mengalami kesulitan tersebut. Sebab untuk membeli racun ulat dananya tidak sedikit itu, banyak petani yang kesulitan. Ia berharap ada bantuan berupa racun ulat agar beban petani menjadi ringan.
\"Hama padi ini banyak, kalau musim ulat lewat, biasanya datang tikus yang menyerang,\" pungkasnya. (927)