BENGKULU, BE- Soal siapa calon wakil gubernur (Wagub), Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengatakan belum memiliki pilihan. Tetapi, ia mengatakan masalah tersebut terlebih dahulu akan dibicarakan dengan parpol pengusung. \"Kita belum bahas, nanti kita bicarakan dulu dengan parpol pengusung,\" kata Junaidi, kemarin.
Sebagai mana perintah Mendagri, Junaidi Hamsyah harus segera mencari wakil gubernur, sehingga tidak bekerja sendirian. Namun, hingga saat ini belum diagendakan pemilihan wakil gubernur. Sebab, Komisi I DPRD Provinsi baru akan menyurati kepada gubernur sekitar akhir Februari nanti. \"Setelah 60 hari setelah pelantikan, baru akan menyurati gubernur, apakah butuh wagub atau tidak. Kalau butuh, ya akan kita agendakan,\" kata anggota Komisi I DPRD Provinsi Herry Alfian Ak.
Ketua KPU Provinsi Soemarno MPd mengatakan , sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2005, kekosongan jabatan wakil kepala daerah yang lebih dari 18 bulan sejak dilantiknya kepala daerah, dapat diisi. \"Parpol pengusung akan mengajukan nama calon wagub kepada gubernur. Bisa lebih dari satu nama oleh masing-masing parpol,\" katanya.
Setelah itu gubernur akan menentukan dua nama yang diajukan kepada DPRD provinsi untuk dipilih dan ditetapkan sebagai wagub. Namun terlebih dahulu setiap calon harus diseleksi kelengkapan administrasinya.
Di sisi lain, hingga saat ini calon wagub yang berkambang nama-namanya antara lain Ketua DPD Demokrat Edison Simbolon, Sekprov Asnawi A Lamat, anggota DPD RI Dian Syahroza, anggota DPRD Provinsi Heri Susanto SPd, Anggota DPRD Provinsi Suharto SE, MBA. Namun berbagai pengamat mengatakan, meski wagub dipilih oleh DPRD Provinsi, namun kandidat yang bisa menang adalah kandidat yang memiliki amunisi (uang) besar. \"Karena, money politic (Politik uang) tidak akan lepas dari pemilihan wagub ini. Sehingga calon yang memiliki banyak uang, dan berani akan berpeluang terpilih, meski dilakukan secara tertutup,\" kata Pengamat Politik Unib Drs Lamhir Syamsinaga MSi.(100)