CURUP, BE - Kabut asap menyelimuti wilayah Kabupaten Rejang Lebong. Kabut asap yang diduga kiriman tersebut mulai dirasakan sejak Senin (13/10) pagi. Kondisi kabut asap tersebut sangat dikeluhkan masyarakat Rejang Lebong. Pasalnya kabut asap tersebut sangat mengganggu aktivitas warga. Salah satunya menyebabkan mata menjadi pedih serta mengganggu pernapasan.
Menyikapi permasalahan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung mengambil langkah tanggap dengan membagi-bagikan masker kepada masyarakat Rejang Lebong.
\"Khusus untuk masyarakat yang beraktivitas di luar rumah kita sangat anjurkan untuk menggunakan masker mengingat kabut ini sudah sangat mengganggu,\" ungkap Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong, Masdar Helmi SSos.
Menurut Masdar, kabut asap tersebut sudah termasuk dalam kategori bencana non alam. Sedangkan untuk jumlah masker yang mereka bagikan kepada masyarakat Rejang Lebong yaitu sebanyak 1000 lembar masker.
Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Rejang Lebong, Ir Darmansyah, MM menjelaskan kabut asap yang terjadi tersebut merupakan kabut asap kiriman dari provinsi tetangga. \"Kemungkinan besar kabut asap ini kiriman dari Sumatera Selatan dan Jambi,\" jelas Darmansyah.
Menurut Darmansyah, memang selama ini Bengkulu khususnya Rejang Lebong sudah menerima dampak dari kebakaran lahan yang terjadi di dua provinsi tersebut. Namun menurutnya dampak mulai sangat dirasakan dari kemarin karena kabut asap sudah sangat pekat.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan TNKS untuk mengerahkan Polhut. Polhut tersebut dikerahkan untuk memantau kawasan hutan yang ada sehingga tidak terjadi kebakaran.
\"Dalam waktu dekat ini kita juga akan mengeluarkan surat edaran kepada seluruh camat yang ada. Salah satu bunyi surat edaran tersebut kita mengimbau agar tidak membakar lahan secara besar-besaran terlebih lagi hutan,\" jelas Darmansyah.
Di PUT
Kabut asap juga menyelimuti wilayah Kecamatan Padang Ulak Tanding, Senin kemarin (13/10). Muthalib (31), salah seorang pengguna jalan yang melintas saat ditemui wartawan mengaku cukup terganggu dengan kabut asap yang menyelimuti hampir seluruh badan jalan. Ia juga mengaku harus mengemudikan sepeda motornya dengan pelan karena khawatir dengan pendeknya jarak pandang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Lain lagi dengan Ima (45), warga Kecamatan Padang Ulak Tanding yang mengeluh lantaran kabut asap membuat matanya terasa perih dan berair sehingga mengganggu aktivitasnya saat keluar rumah.
\"Mata terasa perih saat keluar rumah, kemarin, Minggu (12/10) yang lebih parah, sampai berair mata aku,\" keluh Ima.
Terpisah, Kepala Puskesmas Padang Ulak Tanding, dr Aidilla saat ditemui di ruang kerjanya mengaku belum ada laporan warga yang terkena dampak kabut asap. Namun, meski begitu, ia tetap mengimbau warga agar menggunakan masker jika keluar rumah karena dikhawatirkan dapat menganggu kesehatan. (251/222)