MUKOMUKO, BE – Ganasnya ombak perairan di Mukomuko, mengakibatkan dua sampan payang bermesin tempel milik nelayan Pasar Indah Mukomuko (PIM) karam. Satu sampan ditumpangi sebanyak 12 nelayan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu karena 24 nelayan yang menumpangi dua sampan itu berhasil menyelamatkan diri dengan cara berenang.
Hanya saja, sampan dan peralatan nelayan seperti mesin dan beberapa bagian perahu tersebut mengalami kerusakan. Peristiwa itu terjadi, kemarin (11/9) pagi sekitar pukul 06.05 WIB di perairan PIM tepatnya sekitar 150 meter lebih dari bibir pantai.
Sekretaris Nelayan PIM Kelurahan Koto Jaya, Syahrial alias Buyung menyampaikan, kejadian itu berawal sampan yang dinahkodai Dedi Cs bermaksud hendak pergi melaut. Sekitar 150 meter lebih menuju ke tengah, sampan diterjang ombak dan angin kencang sehingga sampan itu karam.
Begitu juga dengan sampan satunya lagi yang dinahkodai Katik Cs mengalami hal yang sama. Sebanyak 24 nelayan itu tercebur ke laut. Untungnya, puluhan nelayan itu bisa berenang. Ada yang berusaha menyelamatkan diri dengan cara berpegangan pada jerigen, ban dalam sebagai pelampung yang ada di sampan tersebut. Sebagiannya lagi dengan sekuat tenaga berenang menuju tepi. “Saat itu cuaca memang buruk dan angin kencang. Alhamdulillah puluhan nelayan bisa menyelamatkan diri. Meskipun ada beberapa nelayan mengalami luka ringan,” akunya.
Nelayan PIM, kata Buyung, meskipun cuaca buruk masih tetap nekat untuk melaut. Hal tersebut dikarenakan tuntutan ekonomi. “Karena tuntutan ekonomi kami tetap harus melaut. Mayoritas nelayan PIM mata pencahariannya hanya sebagai nelayan. Sedangkan nelayan di wilayah lain masih ada pekerjaan sampingan lainnya. Seperti ada yang punya lahan untuk bersawah, berkebun dan lainnya,” bebernya.
Dia mengharapkan peritiwa yang kerap terjadi dan menimpa nelayannya tersebut supaya adanya perhatian khusus dari pemerintah melalui dinas terkait. Diantaranya segera mungkin membagikan baju pelampung yang sudah lama diusulkan. “Baju pelampung memang tidak bisa menolong nyawa seseorang. Paling tidak membantu nelayan ketika terjadi musibah seperti ini dan tidak tenggelam,” pungkasnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mukomuko, Junaidi menyampaikan, untuk kerusakan sampan milik nelayan pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena tidak ada anggaran untuk membantu dalam perbaikan kerusakan tersebut. Sedangkan untuk baju pelampung, kata Junaidi, di APBDP 2014 kemarin, telah diusulkan. Karena keterbatasan anggaran usulan tersebut belum diakomodir di tingkat legislatif. “Kita usulkan lagi di APBD 2015 mendatang. Jumlahnya mencapai seribu lembar baju pelampung. Harapan kita dapat disetujui dan baju pelampung itu sesegera mungkin dibagikan kepada nelayan,” katanya. (900)