BENGKULU, BE - Kegesitan bandar narkoba Kepahiang, Muksir (48) warga Desa Air Raman Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang, berhasil mengecoh 10 anggota BNN Provinsi Bengkulu dibackup Polres Kepahiang, saat akan ditangkap. Terduga bandar narkoba terbesar di Kabupaten Kepahiang itu, berhasil melarikan diri dari kepungan puluhan personel polisi dan Badan Narkotika Nasional (BNN), saat melakukan penggerbekan Kamis pagi (21/9) di rumahnya.
Dalam penggerbekan tersebut, BNN berhasil meringkus empat orang penghuni rumah. Yakni Eti Yusni (30) merupakan istri Muksir, Aji Feri (35) warga Desa Keban Agung Kepahiang, Erlangga (35) warga Tanjung Aur Kecamatan Sindang Dataran Rejang Lebong dan Rahmad Hidayat (30) warga Pasar Ujung Kepahiang, yang diduga kaki tangan dari Muksir (48) yang langsung ditetapkan DPO (Daftar Pencarian Orang). \"Empat tersangka yang berhasil kita ringkus. Mereka ada dilokasi saat penggerbekan,\" ungkap Djoko.
Dijelaskan Kepala BNN Kombes Pol Djoko Marjatno SE SSTMK SH, bandar narkoba Kepahiang tersebut berhasil melarikan diri setelah melakukan perlawanan, dengan mengeluarkan tembakan sebanyak dua kali kearah anggota yang melakukan penggerbekan. \"Pelaku memiliki senjata api jenis pistol, tetapi kita belum dapat menentukan merek dan buatan mana senjata apinya. Karena pelakunya berhasil melarikan diri,\" tegas Djoko.
Menurut Djoko, Muksir bukan orang baru dalam bisnis narkotika di Kepahiang. Tahun 1997 lalu pelaku ditangkap terkait dengan kepemilikan lahan ganja di Kepahiang. Muksir sudah lama menjadi target operasi (TO) BNN Provinsi Bengkulu. \"Pelaku melarikan diri ke hutan di sekitar rumahnya. Kita sudah sisiri lokasi tersebut namun belum menemukan pelaku,\" terangnya.
Selain mengamankan empat orang tersangka, BNN berhasil menyita sejumlah barang bukti. Diantaranya 13 paket kecil sabu senilari Rp 13 juta, 3 paket besar shabu senilai Rp 6 juta, 2 buah alat hisap bong beserta perangkatnya, dan 2 buah pil ekstasi. Selain itu, anggota juga mengamankan 3 buah sejanta tajam berbagai bentuk, 1 sarung senjata api dan uang tunai Rp 5 juta lebih.
Djoko menerangkan, saat dilakukan penggerebekan, kelima pelaku tengah melakukan pesta narkoba jenis shabu. Dengan kondisi medan yang sulit dijangkau sehingga pergerakan anggota tercium oleh pelaku Muksir. Ketika anggota sampai, pelaku langsung mengeluarkan dua kali tembakan mengarah keanggota. Beruntung tembakan tersebut tidak ada yang mengenai anggota. \"Selesai menembak pelaku langsung kabur, anggota Polres Kepahiang saat ini masih melakukan penggejaran. Diperkirakan pelaku masih berada di Kepahiang, sebab larinya kehutan,\" tutup Djoko.
Buku Rekapan Togel
Selain itu, di rumah pelaku ditemukan 3 buah buku rekapan pemain judi toto gelap (Togel). DPO BNN tersebut, selain menjalankan bisnis narkoba juga menjalani bisnis haram judi togel dengan omset puluhan juta setiap bulannya. Kelancaran pelaku menjalani bisnis haramnya didukung dengan lokasi tempat tinggalnya yang berada terpencil dari rumah-rumah penduduk. Sehingga masyarakat Desa Air Raman tidak mengetahui bisnis yang dijalani pelaku. Pasalnya, dalam kesehariannya, pelaku sehari-hari berkedok sebagai petani kopi. \"Saya baru tiga bulan menikah dengannya (Muksir), setahu saya togel. Kalau orang mau pasang datang ke rumah, satu minggu dapat tiga juta hingga 5 juta,\" ujar Eti Yusni, istri Muksir yang berasal dari Tebing Sumatera Selatan itu, saat dikonfirmasi junalis kemarin (23/8).
Sedangkan tersangka Rahmad Hidayat (29), warga Pasar Ujung Kecamatan Kepahiang saat menjalani perawatan di RSUD M Yunus, sempat mengaku menjadi korban tembakan peluru nyasar. Rahmad mengakui menjadi korban peluru nyasar saat mengantar seorang anggota Polres Kepahiang ke rumah seorang bandar togel atas nama Mud (Muksir) di Desa Air Raman Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahing, Kamis lalu. Saat tengah dilakukan pengeberebekan di TKP (Tempat Kejadian Perkara) korban tertembak. \"Mau tidak mau ditangkap, karena saya ada disitu. Saat itu saya tengah antar anggota (Widi) ke lokasi tiba-tiba ada penggerebekan,\" ungkapnya.
Namun pria yang mengaku berprofesi sebagai tukang ojek ini menyebutkan tidak mengetahui pihak-pihak yang melakukan penggerebekan tersebut. (320)