Guru Menumpuk di Kota, di Pedalaman Kekurangan

Senin 18-08-2014,16:50 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENTENG, BE - Program pemerataan guru di Bengkulu Tengah (Benteng) dengan melaksanakan mutasi tidak terlaksana maskimal. Faktanya, guru yang memiliki hubungan dekat dengan pejabat, kembali pindah ke sekolah-sekolah pinggiran kota, dan membuat penumpukan tenaga pengajar di suatu sekolah saja. Dewan Pendidikan minta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) untuk kembali melakukan pemerataan guru. Ketua Dewan Pendidikan Benteng, Amri Mahidin, mengatakan, sebenarnya guru di Benteng ini cukup dan bahkan berlebih. Hanya saja teknis penugasan guru Benteng tidak profesional, sehingga banyak sekolah kekurangan guru. “Profesionalisasi tidak terlaksana maksimal,” ujar Amri. Khususnya guru pendidikan dasar, baik SMP maupun SD yang banyak kurang, dan tidak kebagian jam mengajar. Bahkan beberapa sekolah di pedalaman hanya mengandalkan tenaga guru honorer dan guru bantu daerah (GBD). “Dewan pendidikan mengharapkan kepala dinas tidak hanya duduk di belakang meja, tetapi harus tahu masalah di lapangan,” jelas Amri. Masih sangat banyak yang mesti diperbaiki sambung Amri. Selain pemerataan guru, juga pergantian kepala sekolah yang sudah kadaluarsa dan kepala sekolah yang menuai sorotan, karena tidak disiplin dan tidak proaktif. “Guru perlu diratakan lagi, begitu juga dengan kepala sekolah yang sudah lama-lama, tidak bermutu lagi segera digantikan yang baru,” tuturnya. Jumlah guru di Benteng lebih dari 3.000 orang. Sekitar 80 persen tugas di wilayah perkotaan dan dekat pinggiran kota. Hanya beberapa persen yang bertahan melaksanakan tugas sebagai abdi negara yang baik di pedalaman. “10 kecamatan di Benteng memiliki sekolah-sekolah, Kepala Dinas yang baru harus bijak, tugaskan guru untuk isi kekosongan di wilayah pedalaman,” tutupnya. (111)

Tags :
Kategori :

Terkait