Diundang Lewat Pengeras Suara, Dananya pun dari Sumbangan Warga
Tanggal 12 bulan 12 tahun 2012 menjadi waktu yang sakral dari proses sejarah perjuangan eks kewedanan Padang Ulak Tanding (PUT). Untuk pertama kalinya, lebih dari 300 warga yang merupakan perwakilan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) serta kepala desa berkumpul di halaman pasar PUT untuk menunjukkan keseriusan warga Lembak untuk mewujudkan cita-cita menjadi daerah otonom baru di Provinsi Bengkulu.
OKTA FIRDAWAN, Lembak
SEKITAR pukul 07.30 WIB, ratusan warga Lembak pria dan wanita dari berbagai suku berkumpul di halaman pasar Padang Ulak Tanding (PUT). Kedatangan warga yang merupakan perwakilan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) serta kepala desa tersebut ditujukan untuk menyambut kedatangan tim monitoring pemekaran Kabupaten Lembak dari Provinsi Bengkulu yang ingin melihat langsung bentuk keseriusan warga terhadap cita-cita pemekaran Lembak.
Di bagian lain, panitia penyambutan tim monitoring juga terlihat sibuk, dari menyusun kursi, menyetel mikrophone, hingga menyusun rangkaian acara.
Pada pukul 10.30 WIB, tim monitoring yang terdiri dari Asisten I Setdaprov Bengkulu Sumardi, anggota Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu dan rombongan tiba di lokasi kegiatan.
Kedatangan tim monitoring itu disambut dengan tarian adat yang disebut tari Kejei Lembak, mengahantarkan langkah tim monitoring ke wilayah Lembak yang secara akademis dinyatakan cukup layak menjadi daerah otonom baru di Provinsi Bengkulu. \"Masyarakat kami undang melalui pengeras suara, beberapa tokoh masyarakat kami undang dengan surat. Alhamdulillah semua perwakilan desa dan kelurahan hadir,\" kata Ketua Panitia penyambutan tim monitoring Daeng, kepada Bengkulu Ekspress.
Begitu juga dalam persiapan pelaksanaan ikrar dukungan pemekaran, Daeng mengaku sama sekali tidak meminta bantuan dana dari pemerintah, \"Semua dana merupakan sumbangan masyarakat, bahkan untuk air minum, ada saja warga yang mengajukan diri untuk memberikan sumbangan. Ini merupakan wujud keinginan yang luar biasa dari keinginan masyarakat ingin Lembak memekarkan diri menjadi kabupaten sendiri,\" tegas Daeng.
Abdul Roni, perwakilan BPD Desa Tanjung Sanai bersama empat anggota BPD lainnya secara lantang mengucapkan ikrar keinginan pemekaran Lembak. Ditegaskan Abdul Roni, keinginan agar Lembak menjadi kabupaten bukan keinginan presidium atau orang tertentu saja untuk kepentingan politik pribadi. Namun cita-cita seluruh masyarakat Lembak, hal ini tertuang dalam pernyataan dukungan semua BPD dan Kepala Desa di 7 Kecamatan Lembak.
\"Kalau ada yang menyatakan pemekaran Lembak ini keinginan presidium semata, itu salah. Kami semua mendukung Lembak jadi kabupaten, agar masyarakat bisa sejahtera itu tujuan kami,\" ujar Abdul Roni di atas mimbar dengan lantang. (**)