BENGKULU, BE - Asosiasi Pertambangan Batu Bara (APBB) menilai PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Bengkulu dinilai tidak transparan dalam hal mengelola angkutan batu bara di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Bahkan rapat ini sempat memanas dan hampir semua pengusaha tambang batu bara dibawah naungan APBB menyerang pihak Pelindo dan menuding PT Pelindo tidak profesional dalam bekerjasama. Karena itu, APBB memutuskan kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) itu secara sepihak. Pemutusan MoU itu dilakukan APBB dalam rapat evaluasi kerjasama PT Pelindo II dengan APBB yang dihadiri pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pulau Baai Bengkulu di Refles City Hotel, kemarin (23/4).
MoU antara Pelindo dan APBB sendiri akan berakhir pada 15 September mendatang. Namun berdasarkan kesepakatan sebelumnya, 6 bulan sebelum MoU itu berakhir, maka dilakukan evaluasi dan pembahasan ulang.
\"Kita mengundang PT Pelindo II untuk rapat dalam rangka menyampaikan hasil evaluasi yang intinya kita tidak lagi memperpanjang kerjasama yang dibuat tahun 2011 lalu itu, karena kami sangat dirugikan,\" tegas Ketua APBB, Bebby Hussy.
Menurutnya, kerjasama tersebut berkaitan dengan adanya pengerukan alur oleh PT Pelindo II, kemudian APBB dikenakan biaya kontribusi sebesar 1,5 US dolar perton untuk kapal tongkang, sedangkan kapal vesel dikenakan kontribusi sebesar 6 US dolar pertonnya.
\"Menurut kami, investasi PT Pelindo terkait pengerukan alur itu sudah kembali dan sudah mendapatkan keuntungan. Karena itulah kita memutuskan MoU ini dan nanti kita akan membentuk tim untuk mengaudit berapa biaya yang PT keluarkan dan berapa keuntungannya,\" bebernya.
Alasan lain pemutusan kerjasama itu, yakni PT Pelindo II melakukan pengerukan kolam tanpa koordinasi dengan APBB. Saat pengerukan alur itu, APBB juga dikenakan kontribusi sebesar 4,1 US dollar perton batu bara. Padahal dalam MoU tersebut APBB hanya dikenakan kewajiban kontribusi pengerukan alur, bukan kolam pelabuhan.
\"Kami merasa sangat dirugikan, karena pekerjaan mereka tidak ada manfaatnya bagi kami. Seperti pengerukan di kolam, itu tidak kami butuh dan tidak ada koordinasi dengan kami sebelumnya,\" ungkap Bebby Hussy.
Selain itu, ia juga mengaku kecewa kepada pihak Pelindo, karena beberapa waktu APBB diundang Pelindo ke Jakarta untuk membahas kontribusi yang harus dibayarkan APBB setiap ton batu bara yang diekspornya. Namun tiba di Jakarta, pengurus APBB tidak dilayani dengan baik, dan tidak ada negosiasi dalam penetapan kontribusi tersebut.
\"Ke depan jangan harap lagi kami aka hadir jika ada undangan dari Pelindo. Untuk apa kami hadir, kami sampai di Jakarta tidak ada pelayanan sedikit pun. Makan dan penginapan kami tanggung sendiri, ditambah lagi saat penetapan besaran kontribusi lima perak pun Pelindo tidak mau kurang,\" ungkapnya kecewa.
Kendati demikian, ia mengaku tetap menggunakan Pelabuhan Pulau Baai sebagai jalur ekspor batu baranya, karena tidak pilihan lain.
\"Kalau pertambangan yang ada di Bengkulu Tengah, tidak ada jalan lain. Mau tidak mau kita tetap harus melewati Pelabuhan Pulau Baai,\" tutupnya.
Ditemui usai rapat, Manager Usaha Terminal PT Pelindo II, Sabar Hariono tidak memberikan tanggapan mengenai pemutusan MoU secara sepihak oleh APBB tersebut. Ia hanya mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi dan akan mencarikan solusi terbaik untuk kedua belah pihak. \"Kami akan mengeluasi semua ini, intinya kita ingin menghidup dan memajukan Pelabuhan Pulau Baai demi masyarakat Bengkulu,\" singkatnya.
Sementara itu, Kepala KSOP yang diwakili Kasi Keselamatan Pelayaran, Panhidi meminta kedua belah pihak untuk menjadwalkan rapat ulang guna membahas lebih lanjut masalah tersebut.
\"Kalau rapatnya seperti ini, maka tidak akan menyelesaikan masalah. Untuk itu kami minta adakan rapat lanjutan dengan menghadirkan GM PT Pelindo II, karena jika dihadiri para staf seperti ini tidak bisa mengambil keputusan,\" pinta.
Ia juga mengungkapkan, selama ini GM PT Pelindo terkesan lepas tangan terkait persoalan tersebut. Karena setiap rapat hanya mengutuskan bawahannya. \"Kalau saya berani memastikan bahwa kepala KSOP akan hadir, dan GM Pelindo juga harus hadir jangan bersembunyi terus,\" ketusnya.(400)