PUTRI HIJAU, BE - Akibat kelangkaan bahan bakar solar subsidi ternyata berpengaruh pula pada padamnya lampu secara total, pasalnya di Desa Suka Maju Kecamatan Putri Hijau terpaksa malam hari gelap gulita karena tidak bisa menghidupkan mesin genset di malam hari. Hal ini bukan karena persoalan tidak mampu menjangkau harga solar, tetapi memang bahan bakar yang diperlukan untuk operasi mesin memang tidak bisa diperoleh. “Sudah beberapa hari sejak sulit diperoleh Solar, terpaksa warga malam hari gelap gulita karena gensetnya tidak ada bahan bakarnya,” ungkap Kades Suka Maju, Samni, melalui Kadun I Sakidi, kemarin (29/11).
Biasanya meskipun terjadi kelangkaan, bahan bakar masih bisa diperoleh untuk dibeli. Namun, kondisi yang saat ini, ternyata berbeda dari biasanya. Disemua tempat pengecer tidak ada lagi yang menjual minyak solar, tidak saja di dalam desa namun juga di beberapa desa luar wilayah Suka Maju. “Nampaknya kelangkaan Solar kali ini benar-benar luar biasa, hingga tidak setetespun kita bisa beli untuk menghidupkan mesin genset di beberapa warga,” lanjutnya.
Data terhimpun menyebutkan, Desa Suka Maju sebagai bagian wilayah desa-desa yang belum tersentuh aliran listrik PLN. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan aliran listrik pada malam hari guna menerangi rumah-rumah warga, terpaksa mereka masih memanfaatkan mesin genset yang dibeli secara perorangan ataupun kelompok. Sementara untuk mengganti dengan mesin genset yang berbahan bakar premium rasanya tidak mungkin, karena butuh pengeluaran biaya lagi. “Sementara sekarang ya terpaksa tidak menghidupkan genset, sebab untuk membeli mesin yang menggunakan premium pun perlu biaya lagi,” jelasnya.
Warga berharap , keadaan yang dialami tidak berlangsung lama. Sebab minimnya penerangan di malam hari, diakui akan berpengaruh kepada sector lain misalnya berkenaan dengan keamanan. “Semoga hal ini tidak berlangsung lama, sebab kita khawatir bisa berdampak pada maslah keamanan lingkungan. Situasi gelap bisa saja mengundang hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pencurian dan sebagainya,” harapnya. (919).