Farah Quinn Tuntut Armand Bicara Jujur

Senin 10-03-2014,09:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

FARAH Quinn punya segudang kesibukan. Mulai memandu program masak dan menjadi bintang tamu berbagai program di televisi, tampil off air, hingga pemotretan untuk majalah. Terkadang, istri Carson Quinn itu merasa 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, tidak cukup.

Makanya, begitu ada waktu luang dia pergi berlibur untuk menyegarkan tubuh dan pikiran. Semakin banyak waktu yang dimiliki, semakin jauh tujuan liburannya. ”Kalau ada kesempatan saya bepergian ke luar Jakarta. Kalau cuma satu, dua hari, bisa ke Bali. Paling tidak bisa refreshing,” kata Farah seperti yang dilansir INDOPOS (JPNN Group), Senin (10/3).

Anak semata wayangnya, Armand Fauzan Quinn, tentu saja diajak. Belum lama ini misalnya, Farah mengajak buah hatinya menikmati keindahan New Zealand. Sama seperti dirinya, Armand penyuka traveling.

Menurutnya, salah satu keasyikan traveling adalah bertemu orang-orang baru. Hobi itu sudah dilakoninya sejak masih tinggal di Negeri Paman Sam. ”Waktu di Amerika, saya suka berpindah-pindah. Saya mendapatkan pengalaman baru, dan sangat menikmatinya,” ungkap perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, 8 April 1980 itu diiringi senyum.

Baginya, sebenarnya bahagia itu sederhana. ”When you feel good, have a nice family, knowing there are lots of people loves you, that\'s happiness. Kalau kita sudah meraih apa yang diinginkan tentu akan mendapatkan kebahagiaan,” tuturnya. Dan menjadi seorang ibu merupakan kebahagiaan yang tak terkira.

Melihat Armand tumbuh besar membuat senyum Farah mengembang. Apalagi, jagoan kecilnya yang duduk di bangku SD itu sudah mulai kritis dan ekspresif. Farah mengaku bukan ibu yang ditaktor, menuntut anak mengikuti semua arahannya.

”Saya bikin hubungan dengan anak seperti teman, karena saya dulu takut dengan orangtua saya. Sekarang, saya nggak mau anak saya takut sama saya,” terang alumnus Indiana University of Pennsylvania, Amerika Serikat itu.

Salah satu nilai yang selalu ditanamkannya adalah kejujuran. Seburuk apapun kenyataan, Farah mengajarkan Armand untuk berani berbicara. ”Saya nggak mau dia bohong sama saya. Lebih baik dia cerita sejelek apapun kelakuannya, yang penting dia jujur,” tegas Farah. (ash)

Tags :
Kategori :

Terkait