Pelindo Diminta Transparan

Selasa 04-03-2014,10:52 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Asosiasi Pengusaha Batu Bara Bengkulu (APBB) meminta Pelindo transparan mengenai volume kapal yang bisa masuk di Pelabuhan Pulau Baai. Hal ini disampakan APBB setelah munculnya informasi yang menjelaskan bahwa kedalaman Pelabuhan Dermaga Pulau Baai cuma 10 meter. \"Kita meminta Pelindo untuk transparan berapa sebenarnya kapal yang bisa masuk, jangan ngomong bisa sampai 50 ribu ton, namun kenyataanya cuma 33 ribu,\" harap Humas APBB Bengkulu, Edi Sudarmo. Lebih lanjut Edi menjelaskan, jika 35 meter dari dermaga kedalamannya cuman 10 meter maka dapat dipastikan di sekitar dermaga akan lebih dangkal. Dan tentunya hal tersebut membuat kapal dengan volume besar tidak bisa masuk, karena menurut Edi kapal dengan volume 50 ribu dengan bentuk kapal kerucut minimal kedalaman dermaganya 13 meter. Dengan hasil sounding yang menjelaskan pelabuhan mengalami pendangkalan, ia berharap Pelindo untuk melakukan pendalaman area pelabuhan Pulai Baai sehingga mereka kapal dengan volume besa bisa masuk. \"Kalau kapal besar bisa masuk kita pastikan tidak akan melakukan transhipment di Pulau Tikus, karena logikanya jika bisa didalam kenapa mesti diluar,\" tambahnya. Edi juga mengatakan pendalaman jangan hanya dilakukan di alur saja melainkan disemua  sisi pelabuhan terutama dermaga. Karena menurutnya selama ini Pelindo mengintruksikan untuk melakukan pemenuhan volume di tengah kolam  karena kedalamannya memadai, namun hal tersebut tidak diizinkan pihak KSOP karena menggangu kegiatan pelayaran lainnya. \"Jika Pelabuhan Bengkulu ingin terkenal di dunia Internasional kita berharap untuk segera dilakukan pendalaman,\" jelas Edi. Di bagian lain dalam wawancara sebelumnya, Edi juga mengungkapkan kegiatan bongkar muat di kawasan perairan Pulau Tikus, pengusaha Batubara tetap membayar kepada Pelindo II Bengkulu yang mengelola pelabuhan Pulau Baai. \"Meskipun kita melakukan bongkar muat di perairan Pulau Tikus namun kita tetap bayar kepada Pelindo,\" jelasnya. Bayaran yang diberikan kepada Pelindo tersebut yaitu biaya alur untuk kapal tongkang yang akan melakukan pengisian di kawasan pulau tikus. Untuk biaya alur kapal tongkang ini Pelindo Bengkulu mengambil tarif sebesar US$ 1,5 dolar per ton. Selain itu para pengusaha batu bara juga tetap melakukan pembayaran pengisian tongkang dengan conveyor dengan tarif sebesar Rp 25 ribu per ton. Selain biaya alur, para pengusaha juga akan dibebani dengan biaya penyewaan tongkang dan biaya muat di kawasan Pulau Tikus, namun untuk kedua pembayaran ini dilakukan melalui agen pelayaran. \"Jika bongkar muat dilakukan di dermaga tentunya biaya yang kami keluarkan akan lebih ringan karena kami tidak melakukan pembayaran lagi untuk kegiatan bongkar muat di Pulau Tikus,\" tambah Edi. Sementara itu terkait dengan kesepakatan antara APBB dan Pelindo mengenai biaya alur  Edi tidak membantahnya. Namun menurutnya dalam perjanjian tersebut Pelindo dinilai melngingkarinya. Karena pada kesepakatan tersebut pihak pengusaha Batubara akan dikenakan biaya alur jika kapal dengan volume besar minimal 50 ribu ton bisa masuk dalam kawasan pelabuhan, namun pada kenyataannya saat ini yang bisa masuk hanya kapal dengan volume 33 ribu ton. \"Kesepakatan tersebut memang ada, karena dulu alur pelabuhan memang dangkal sehingga kita bersedia untuk membayar dengan syarat kapal dengan volume minimal 50 ribu ton bisa masuk, namun kenyataannya hanya 33 ribu ton,\" papar Edi. Selain dinilai mengingkari kesepakatan mengenai alur, Pelindo juga dinilai mengingkari kesepakatan mengenai conveyor. Menurut Edi sebelumnya antra APBB dan Pelindo telah melakukan pertemuan dimana Pelindo menjamin jika nanti ada kerusakan pada conveyor maka akan langsung diperbaiki. Namun pada kenyataannya conveyor sering rusak dan dinilai lambat diperbaiki. Akibat lambatnya perbaikan conveyor tersebut tentunya akan berdampak pada lamanya proses muat batu bara. \"Kondisi ini membuat kapal-kapal dari luar terkadang enggan ke Bengkulu, karena mereka tidak bisa masuk ke Pelabuhan. Sebagian besar kapal dari luar bervolume 50 ribu ton. Mereka berpendapat untuk apa mereka datang kalau cuman bisa mengisi 33 ribu ton. Selain itu mereka juga enggan datang karena lambatnya proses muat karena fasilitas yang minim,\" tutup Edi. Sekadar diketahui dari dokumen tersebut, kegiatan sounding dilakukan pada 25 Februari lalu dibagi menjadi tiga bagian. Pertama di boat sounding dengan menggunakan peralatan echosounder (teledyne odom echotrec CV-100), trimbie R6 (GPS/rover station), Radio link TDL 450 H dan software HYDROpro Navigation serta diawali dengan kegiatan ber-check untuk mengkalibrasi echo-sounder yang digunakan. Kedua melakukan pengukuran pasang surut yang dilaksanakan di dermaga nelayan menggunakan peralatan meteran/lot, yaitu pencatatatan ketinggian air per interval 15 menit. Dan terakhir penentuan posisi dilakukan dengan referensi titik N2 menggunakan peralatan Trimble R5 atau base station dilaksanakan selama waktu sounding. Fokus sounding dilakukan di beberapa area yaitu, centerline alur dari titik 0 hingga 2000. Kemudian sekitar rambu suar warna hijau ujung breakweter dari titik 1.500 hingga 1.600, sekitar pelampung suar warna merah sisi kiri alur pelabuhan dari titik 100 hingga 200. Selain itu di sekitar turning basin dan sekitar depan Dermaga Samudera.  Metode pengambilan data sounding dikoreksi dengan nila kedalaman transdusser atau 60 cm. Pengolahan data menggunakan software Terramodel HDMS dikoreksi dengan nilai pasang surut. Hasilnya didapatkan hasil bahwa kedalaman centerline alur atau as alur pelayaran dari titik 0 sampai titik 2000 kedalamannya antara 12,4  hingga 14 meter. Jika dibandingkan dengan sounding yang dilakukan pada bulan Januari jelas terlihat jika pelabuhan Pulau Baai memang mengalami pendangkalan karena hasil sounding pada tanggal 25 Januari 2014 memperlihatkan kedalaman alur pelayaran adalah 14,7 hingga 14,5 meter. Sedangkan di sekitar rambu suar warna hijau di ujung breakwater yaitu dari titik 1.500 hingga 1.600 juga mengalami pendangkalan. Pada sounding bulan Januari kedalaman di titik tersebut adalah 11,3 hingga 14,3 meter. Namun berdasarkan hasil sounding Februari kedalamannya adalah 10,8 hingga 14,1 meter. Untuk wilayah sekitar alur ada satu titik yang tidak mengalami pendangkalan yaitu di sekitar pelampung suar warna merah atau sisi alur masuk pelabuhan dari titik 100 hingga 200 didapatkan hasil 13,0 hingga 14,1 meter. Sementara itu untuk kondisi di kolam yaitu di turning basin kedalamannya 13,3 hingga 14,3 meter mengalami pendangkalan menjadi 12,9 hingga 14,0 meter. Dan untuk sekitar Dermaga Samudera yang digunakan untuk muat batu bara juga mengalami pendangkalan dari 10,0 hingga 12,0 menjadi 10,2 hingga 11,5 meter. Dari hasil sounding tersebut jelas terlihat pendangkalan kondisi kedalamana alur pelayaran dan kolam pelabuhan mengalami pendangkalan.(251)

Tags :
Kategori :

Terkait