CURUP, BE - Itik Talang Benih sebagai salah satu plasma nutfah itik asli Indonesia yang ada di Kabupaten Rejang Lebong (RL), populasinya semakin terancam. Pasalnya, sebagai salah satu rumpun itik Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 2836/KPTS/LB.430/2005 tentang rumpun itik Talang Benih. Populasinya di Rejang Lebong, hanya berkisar 2 ribu ekor saja yang dikembangkan baik oleh kelompok tani maupun perorangan.
Kondisi itu dibenarkan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten RL Ir. Amrul Eby, MM kepada wartawan, Selasa (18/2) saat meninjau lokasi pengembangan itik Talang Benih di Kelurahan Talang Benih Kecamatan Curup Kota.
\"Kita bersyukur tahun ini akan ada bantuan mesin tetas dan mesih pengolahan pakann dari Pemerintah Pusat, untuk pengembangan Itik Talang Benih oleh beberapa kelompok tani binaan yang telah kita bentuk,\" ungkap Eby.
Dengan adanya mesin tetas dan mesin pengolahan tersebut, Eby optimis populasi Itik Talang Benih asli RL akan terus berkembang, bahkan lebih mudah karena untuk pakan bisa diolah dari nutrisi alami yang cukup mudah ditemui. \"Dengan mesin pengolahan pakan, petani bisa mengolah sendiri dedak, hama keong mas, serta nutrisi makanan lainnya untuk diberikan kepada itik. Selain itu dengan bantuan mesin tetas kita bisa membantu memenuhi permintaan bibit itik untuk perorangan dengan sistem bagi hasil,\" tegasnya.
Diungkapkan Eby, sebagai salah satu rumpun, Itik Talang Benih dikenal lebih tahan penyakit, masa bertelur lebih lama bisa sampai 7-8 bulan, produksi telur 70-75 butir per populasi, bahkan itik yang berumur 3 tahun pun masih bisa bertelur. \"Sejarahnya dulu, itik Talang Benih ini merupakan hasil perkawinan antara itik Cianten (Bogor) dengan burung belibis yang masih banyak di RL pada abad ke-19, terus berkembang dengan kondisi alam di Curup, sehingga harus terus kita kembangkan,\" ungkap Eby. (999)