CURUP, BE - Aksi demo ribuan guru yang tergabung dalam PGRI Kabupaten Rejang Lebong (RL) ke gedung DPRD RL, Selasa (11/02) berakhir dengan kesepakatan cukup menguntungkan bagi para guru yang bertugas di wilayah calon Kabupaten Lembak.
Pertemuan yang dipimpin Ketua DPRD RL Drs, Darussamin di ruang rapat lintas fraksi tersebut menyepakati agar Dinas Pendidikan RL menginventaris guru-guru di wilayah Curup yang bersedia bertugas di wilayah Lembak, maupun guru yang tidak bersedia bertugas di wilayah tersebut paling lambat 5 hari.
Selain itu, pihak kepolisian dan unsur terkait lainnya bersama-sama untuk menciptakan kondisi keamanan di wilayah Lembak. Dua keputusan tersebut dibacakan langsung Anom Chan SSos yang ditunjuk Bupati RL sebagai perwakilan Pemkab RL terkait aksi demo para guru.
Mendengar keputusan yang cukup menguntungkan tersebut, disambut antusias ribuan guru yang masih memadati halaman gedung DPRD RL hingga pukul 11.30 WIB, kemarin.
Pantauan wartawan, aksi demo awalnya digelar ribuan guru sejak pukul 09.00 WIB dengan menggelar pawat kendaraan melintas di jalan Merdeka Curup, Jalan MH Thamrin hingga finish di depan Kantor Dinas Pendidikan RL.
Tidak lama, ribuan guru menggunakan atribut demo bertuliskan berbagai kata-kata protes terhadap aksi kekerasan dan tindak kriminalitas di jalan lintas Curup-Lubuklinggau langsung bergerak ke halaman Gedung DPRD RL.
Orasi dipimpin langsung Ketua PGRI RL Noprianto SPd dan Ketua PRGI Provinsi Bengkulu Prof Sudarwan Danim.
Dalam orasinya PGRI mendesak jaminan keamanan bagi para guru yang bertugas di wilayah Lembak dari aksi kriminalitas di jalan lintas Curup-Lubuklinggau. \"Kami tidak ingin mendikte Polri, TNI dan Pemerintah Daerah, kami hanya ingin jaminan keamanan, tetapi jika tidak ada jaminan keamanan lebih baik tarik para guru di wilayah Lembak,\" tegas Noprianto.
Ungkapan yang serupa juga disampaikan Sudarwan Danim yang menegaskan, tidak ada syarat guru untuk menuju tempat tugasnya, karena itu jaminan keamanan harus diberikan. Jika tidak guru berhak untuk tidak menjalankan tugasnya. \"Jaminan keamanan ini luas pengertiannya, keamanan, kondisi gedung yang rusak dan hal-hal lainnya yang menggangu proses pengajaran dan konsentrasi guru dalam mentransfer ilmu kepada para siswanya,\" ungkap Sudarwan.
Orasi kemudian berlanjut, setelah Darussamin sebagai Ketua DPRD mengundang 20 perwakilan guru untuk melakukan pertemuan melibatkan unsur lintas fraksi, Wakapolres Kompol Novi Ari, Dan Unit Intel Kodim 0409 RL Lettu Botani Kenedi, Sekda RL Sudirman, Anom Chan sebagai utusan Bupati, Plt Kepala Dinas Pendidikan Zakaria Effendi, serta para camat di wilayah Lembak.
Dialog sempat berlangsung cukup panas, berbagai bantahan disampaikan beberapa anggota dewan asal Lembak terkait kondisi keamanan di wilayah tersebut, bahkan juga disampaikan perwakilan camat. Hingga akhirnya Anom Chan mewakili Bupati menyampaikan sebuah kesimpulan menguntungkan, yakni menginventaris guru di wilayah Lembak yang ingin pindah ke Curup, begitupun sebaliknya.
Usul tersebut langsung disambut baik para guru dan ditungkan dalam bentuk kesepakatan. \"Untuk sementara tolong dinas untuk menginventaris, soal keamanan nanti akan dibahas lebih lanjut di tingkat forum koordinasi pimpinan daerah,\" tegas Darussamin menutup jalannya rapat.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Zakaria Effendi mengambarkan total keseluruhan guru yang bertugas di wilayah Lembak sebanyak 625 orang guru di bawah naungan pemerintah daerah, mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK. \"Perpindahan para guru nanti jelas akan mengurangi total guru di Lembak, untuk ikut kita akan pelajari alasan para guru untuk mengajukan pindah tersebut,\" ungkapnya.
Sementara, Sudarwan Danim mewakili PGRI menegaskan, kesimpulan dari aksi demo yang dilakukan pihaknya hanya bersifat solusi sementara agar kepentingan pengajaran siswa tetap berlanjut, para guru bisa nyaman dan aman dalam menjalankan tugas. \"Kita berharap tidak ada aksi perampokan lagi menimpa guru di wilayah Lembak, jika terjadi kita akan lakukan aksi sejenis,\" tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, demo yang dilakukan para guru menyusul aksi perampokan yang dialami Kepala SDN 6 Padang Ulak Tanding (PUT) Suparyono (55) hingga membuat para guru murka. Suparyono setidaknya harus kehilangan motor Honda Revo miliknya di sawangan Desa Trans Taktoi Kecamatan PUT, Selasa siang (4/2) sekitar pukul 12.30 WIB karena aksi perampokan.
Dua orang pelaku dengan paksa merampas motor korban, dengan cara kejam memukul korban menggunakan benda tumpul hingga Suparyono mengalami sejumlah luka bahkan patah tulang di bagian badannya hingga harus dirawat di rumah sakit. Sepanjang tahun 2013 bahkan hingga awal 2014 sudah 30 orang guru yang mengajar di Lembak yang menjadi korban kriminalitas berupa perampokan. Bukan hanya menjadi korban langsung namun para guru juga kerap kali melihat aksi kejahatan terjadi disepanjang jalan saat mereka akan melaksanakan tugas ataupun saat mereka melintas di jalan rawan kejahatan tersebut. (999)