Lima Penghuni Panti Tenggelam

Senin 09-12-2013,17:37 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

RATU SAMBAN, BE - Musibah dialami penghuni Panti Asuhan Harapan Panti Asuhan Harapan Bangsa Kota Bengkulu, kemarin (8/12). Lima anak asuhnya tenggelam digulung ombak pantai panjang, tepatnya di sekitaran bibir pantai yang berada di belakang Bengkulu Indah Mall (BIM). Kelimanya diketahui Siska Oktarina (17), Widia (15), Pepi (15), Lia (17) dan Sandika (18). Naasnya, Siska Oktarian, siswa SMA Negeri di Kota Bengkulu ditemukan tewas setelah terlepas dari pegangan tangan teman-temannya lainnya yang juga ikut tersapu ombak. Peristiwa yang mengejutkan para pengunjung pantai tersebut terjadi sekitar pukul 10.15 WIB. Berawal dari 8 orang penghuni panti Sandika (18), Pepi (15), Widia (15), Siska Oktaria (17), Lia (17), Nelta (14), Nita (13) dan Dinda (8) pergi meninggalkan asramanya untuk mandi di pantai. Setibanya di TKP, merekapun langsung melaksanakan tujuannya untuk mandi. Diketahui, Pepi, Widia dan Siska mandi sedikit ke tengah laut sedangkan yang lainya hanya berani mandi di pinggiran pantai saja. Tiba-tiba para korban terserer arus pantai, dan langsung tenggelam.\"Tadi semuanya berpegan tangan, namun ia (Siska) terlepas, dan langsung tenggelam,\" ungkap Sandika, rekan korban yang juga ikut mandi. Disebutkan Sandika, mengatakan warga sekitar yang mendengar teriakkan minta tolong darinya dan rekan-rekan yang lain langsung membantu. Untuk mencari korban, setelah mencari beberapa menit korban ditemukkan dalam kondisi air, tetapi kondisinya sudah banyak air keluar dari mulut, hidung, telingan dan korban sudah tidak bergerak lagi.\"Tadi ada dua orang yang bantu mencari, tetapi saya tidak tahu siap mereka,\" jelas Sandika. Sementara itu anggota BERASO (Bengkulu Raflesia Surf Asociaton). Chairil Mahmud (26) mengakui bila dirinya dan rekannya sempat membatu korban tenggelam di Pantai Panjang tersebut. Disebutkan, Chairil saat ditemukan korban telah berada di dasar laut. Sedangkan korban lainnya masih dapat diselamatkan karena masih terapung di permukaan air laut.\"Mungkin karena tidak pandai berenang, sehingga langsung tenggelam. Kalau yang lainnya masih di permukaan sehingga bisa diselamatkan,\" ungkapnya. Chairil yang mengaku tinggal di Kelurahan Malabro tersebut mengungkapkan saat berhasil diangkat dari dasar laut tersebut, kondisi korban telah mengeluarkan banyak air baik dari mulut mapun hidung dan telinganya. Sehingga langsung dibantu warga sekitar untuk membawanya ke RS Bhayangkara Jitra, perawat IGD langsung melakukan pemeriksan kondisi korban. Tetapi memang nyawa sudah tidak dapat terselamatkan lagi.\"Tadi polisi lamban, ambulan jugo. Bawanyo tadi pakai mobil warga, ambulan baru datang tinggal bawak dua orang korban yang selamat tula,\" ujar Chairil dengan logat Bengkulu. Ditambahkan Chairil, lokasi TKP memang tidak diperbolehkan untuk pengunjung mandi. Sebab di lokasi tersebut terdapat palung dan penuh dengan bebatuan karang. Namun Chairil yang setiap minggu selalu bermain surfing dengan rekan-rekannya tersebut sangat menyayangkan masih juga ada pengunjung yang nekad mandi di lokasi tersebut, padahal sudah ada papan pengumuan larang untuk mandi. Tidak Pamit Sementara itu, Juhariah (54) guru SMK yang juga pengurus panti asuhan tempat korban dan rekannya bernaung selama ini, mengatakan, bila korban dan anak-anak lainya tersebut pergi meninggalkan asrama tanpa pamit. Pengurus panti tidak mengetahui bila kedelapan anak didiknya tersebut pergi ke pantai dan mandi dilokasi yang tidak tepat.\"Tadi korban dan rekan-rekannya riang nian, perginya cuma bialng keluar dulu. Dipikir bermain disekitaran panti saja,\" ujar Juharia yang terus menerus menangis saat ditemui BE di RS Bhayangkara, kemarin. Juhariah mengungkapkan, korban sudah ditampung dipanti tersebut sejak 5 tahun lalu. Koran anak yatim sebab bapaknya sudah tidak ada lagi, saat hanya tingga ibunya yang tinggal di Desa Cengeri Kabupaten Seluma. Sehingga jenazah korban tenggelam tersebut akan dibawa ke tempat kelahirannya untuk dimakamkan oleh keluarga korban.\"Masih menunggu ambulan untuk dibawa ke Cengeri. Saya tidak dapat membayangkan kesedihan ibunya mengetahui anak gadisnya meninggal dengan cara seperti ini,\" kata Juhariah.(320/cw3)

Tags :
Kategori :

Terkait