KOTA MANNA, BE - Wakil Bupati Bengkulu Selatan, Dr drh Rohidin Mersyah MMA mengaku prihatin dengan kondisi bunker atau benteng pertahanan peninggalan masa penjajahan Jepang di Bengkulu Selatan.
Pasalnya bunker ini ada yang hilang ditelan air laut, seperti di Pantai Pasar Bawah. Kemudian yang masih ada sebanyak dua bunker juga nyaris hilang lantaran berada di bibir jurang.
Menyikapi hal ini, Rohidin mengingatkan SKPD terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Kebudayaan dan Pariwisata (Dishubkominfobudar) BS agar cepat tanggap. \"Dinas terkait harus cepat tanggap agar situs sejarah ini dapat diselamatkan,\" katanya.
Menurutnya, bunker ini juga sebagai bukti adanya perjuangan warga dan tentara Republik Indonesia di BS. Oleh karena itu perlu dilestarikan agar keberadaannya tetap terjaga. Nantinya bukti sejarah ini dapat tetap dikenang oleh generasi penerus di BS dan terus menghargai jasa perjuangan pahlawan yang akhirnya mampu memberikan kontribusi demi kemajuan BS ke depan.
Rohidin berharap agar dinas terkait dapat segera berkoordinasi dengan Balai Cagar Budaya Jambi sebagai penanggungjawab menjaga peninggalan sejarah untuk menyelamatkan bunker ini. \"Harus segera dikoordinasikan dengan Cagar Budaya Jambi bahkan ke Kementerian Kebudayaan RI agar bunker yang di pinggir jurang itu tidak jadi terjun ke jurang,\" katanya.
Sementara Samsu Hermanto SH, anggota Komisi C DPRD BS, mengaku ikut sedih dengan kondisi peninggalan sejarah perjuangan yang nyaris hilang itu. Dia pun menilai jika Pemda ikut bertanggung jawab untuk menjaga agar peninggalan sejarah itu tetap lestari. Apalagi saat ini sudah ada dua unit bunker peninggalan Jepang ini yang hilang lantaran kurang perhatian. Sebab jika kedua bunker itu sebelumnya sudah diberi pengaman dari abrasi pantai, maka hingga saat ini kedua bunker ini akan tetap bertahan. \"Untuk pelestarian peninggalan sejarah seharusnya Pemda ikut peduli, karena letaknya di wilayah BS dan sudah sewajarnya Pemda BS menjaganya agar tetap lestari,\" ucapnya.
Kepala Dinas Hubkominfo Budpar, Drs H Yulian Fauzi MAP mengakui jika saat ini kedua bunker itu sudah nyaris terjun ke jurang lantaran tanah di sekitarnya sudah longsor. Ditambahkannya, sebelumnya sudah ada dua buah bunker yang hilang karena abrasi pantai.
Upaya yang dilakukan Dineks dengan menyampaikan kondisi bunker itu ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi. Karena, kata mantan Kadinkes BS ini, untuk pengamanan bunker ini memperlukan biaya besar, sebab harus dipasang pelapis tebing bahkan pemecah ombak di pinggir pantai. Sementara biaya pembuatan pelapis tebing itu diakuinya tidak tersedia di Dinas Hubkominfobudpar.
Sebab itu Yulian berharap agar Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dapat memberikan bantuan bagi pelestarian cagar budaya ini. \"Kami sudah mendata semua peninggalan sejarah jaman perang Jepang ini, dan kami sudah koordinasikan dengan pihak Balai Cagar Budaya. Mudah-mudahan ada upaya dari Balai untuk mencegah agar bunker itu tidak jatuh ke jurang,\" ungkapnya.(369)