BENGKULU, BE - Festival dan ritual tabot memang telah usai. Tidak demikian dengan, Kerukunan Keluarga Tabot (KKT). Organisasi ini, kemarin (15/11) melaporkan seorang ustad bernisial Ai warga Penurunan Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu ke Polres Bengkulu, lantaran khotbah Jum\'atnya di Masjid Ar Rahman Kelurahan Kebun Beler Kota Bengkulu. Ketua KKT Ir Syafril Syahbuddin datang langsung melaporkan ulama tersebut didampingi pengurus lainnya.
Apa isi khutbah yang membuat pengurus KKT meradang? Dari pengakuan Ahmad Marzuki dan Pandu yang ikut mendampingi Syafril, sang ustad tersebut dianggap menyampaikan informasi yang menurut mereka menyesatkan. Di hadapan jamaah masjid, kala itu ustad tersebut menyampaikan tentang bulan Muharam dan pentingnya tahun Hijriah. Namun khutbah tersebut dianggap melebar dengan menyampaikan jika acara ritual tabot ziarah itu syirik hingga aliran Syiah itu sesat.
\"Yang disampaikan ustad itu (Ai) tidak benar dan dapat menghasut warga. Saya sudah berusaha untuk mengatakan kekeliruan tersebut kepada ustad tapi dia tetap pada pendiriannya,\" ungkap
Ahmad Marzuki yang mengaku tengah menempuh S3 di Iran Jurusan fiqih dan Ma\'arif Islam.
Ahmad Marzuki yang merupakan tamu undangan dalam fetival tabot, menyatakan dirinya memiliki rekaman ucapan ustad Ai saat memberikan khotbahnya. Rekaman tersebut yang akan diserahkan polisi untuk mengungkap perkara ini.\"Kalau dia (Ai) menganggap itu salah silahkan saja. Tapi sampaikan saja di kelompoknya jangan di tengah jamaah ramai. Tabot ini diperingati bukan hanya di Bengkulu tapi di berbagai daerah di Indonesia serta di Iran sendiri,\" ujarnya di sela-sela membuat laporan kemarin.
Ketua KKT Ir Syafril Syahbuddin mengaku pihaknya merasa dirugikan dengan khotbah ustad tersebut. Sebab, telah memberikan label bagi para KKT melakukan tindakan syirik. Ia pun minta persoalan ini diusut agar tidak memberikan pandangan yang membuat seperti ritual tabot dilarang agama Islam.\"Rekaman khotbah itu sedang kami dibahas di internal. Kami berharap ini bisa diusut agar kami yang meneruskan budaya Tabot ini tidak dirugikan,\" ucapnya tadi malam. Sayangnya, ustad Ai belum berhasil dikonfirmasi sehingga klarifikasinya belum didapatkan.
Sementara itu Kapolres AKBP Iksantyo Bagus Pramono SH MH melalui Kasat Reskrim AKP Dwi Citra Akbar ST SIK membenarkan laporan KKT tersebut. Pihaknya masih mempelajari seperti apa pelaporannya.\"Memang ada laporannya. Tapi masih pelajari dulu,\" imbuhnya.(320)