BENGKULU, BE - Secara geotektonik, Provinsi Bengkulu merupakan tempat pertemuan antara lempengan India-Australia dan Lempeng Eurasia, dan dilewati oleh Sesar Sumatera yang memanjang sepanjang Pulau Sumatera. Selain itu, Provinsi Bengkulu juga memiliki satu gunung api yang cukup aktif, yaitu gunung api Kaba. Kondisi ini menyebabkan kawasan Provinsi Bengkulu menjadi kawasan yang rawan bencana gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api. Melihat besarnya potensi bencana di Provinsi Bengkulu tersebut. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu sebagai salah satu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemerintah Provinsi Bengkulu merasa terpanggil untuk melakukan antisipasi terhadap kemungkinan dampak bencana dimaksud melalui pengelolaan penanggulangan bencana berbasis mitigasi. Baik pra maupun pasca bencana khususnya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil rawan bencana, sebagai upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana. Acara Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim ini sendiri digelar di lapangan sepakbola Desa Pekik Nyaring Kec. Pondok Kelapa Bengkulu Tengah dan berlangsung pada Kamis lalu (7/11).
Acara yang dimulai pukul 19.00 WIB ini dibuka langsung oleh M. Eko Rudianto Direktur Pesisir dan Lautan Dirjen KP3K (Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan RI). Hadir juga Asisten II Pemprov Bengkulu H.M Nahsyah, Asisiten II Pemkab Bengkulu Tengah (Benteng), Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Ir Rinaldi MM, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkulu Tengah, Camat dan Seluruh Kades se-Kec. Pondok Kelapa dan tamu undangan lainnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu Ir. Rinaldi, MM. melalui Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap Nangcik Usman, SPi MM, dalam sambutannya mengatakan, tujuan dari kegiatan Sosialisasi Mitigasi Bencana ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya yang tinggal di pesisir pantai tentang bencana alam. Sekaligus memberikan kewaspadaan akan dampak dari bencana alam, dan melibatkan peranan masyarakat pesisir dalam usaha mencegah terjadinya bencana alam melalui program pengelolaan wilayah pesisir dan lautan yang responsible, dan mendorong peran serta pemerintah dalam mengembangkan upaya mitigasi bencana. Sehingga dengan adanya Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim seperti ini, bisa menjadikan masyarakat kita selalu waspada dan ke depan korban dari bancana alam tidak lagi seperti yang sudah-sudah,\" ungkap Nangcik. (cik7/adv)