Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali menggelar Pelatihan Peningkatan Kemampuan Olah Vokal. Pesertanya para juara lomba menyanyi solo pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2012.
Menurut Ir. Nono Adya, M.T., M.M., Pengarah Teknis, Pelatihan digelar sebagai bentuk tindak lanjut pembinaan terhadap siswa-siswi berprestasi di bidang olah vokal. Selama ini, ia melihat, para juara Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Olimpiade Sains Nasional (OSN) difasilitasi untuk berlaga di arena yang lebih luas berskala nasional dan internasional. Maka, alangkah lebih baik jika juara FLS2N, diawali dengan juara menyanyi solo, juga difasilitasi untuk terus mengembangkan diri dan memiliki kesempatan berkiprah di tingkat nasional maupun internasional.
Namun, tambah Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar ini, acara ini tak bertujuan agar siswa di masa mendatang harus menjadi penyanyi. Mereka, setelah mengikuti Pelatihan, boleh menjadi guru menyanyi, dosen, penyanyi, wartawan, kritikus musik, atau yang lainnya.
“Kami memberikan pandangan-pandangan yang berkaitan dengan industri musik dan menyanyi,” ujarnya saat memberi arahan di Hotel Lor In Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu malam 3 November 2012. Acara pengarahan dihadiri Kepala Bagian Umum Setditjen Dikdas Drs. Negus Siregar, M.Si, Kasubag Persuratan dan Kearsipan Bagian Umum Setditjen Dikdas Drs. Awaluddin Sapa, komposer Johny William Maukar, arranger yang juga gitaris band legendaris The Rollies Oetje Frank Tekol, dan instruktur Amaroez.
Sebagaimana tahun lalu, acara ini tak sekadar memberi pelatihan seputar olah vokal pada siswa. Setelah mengikuti pelatihan olah vokal dari sejumlah artis ibukota, mereka akan menjalani rekaman di studio. Acara puncaknya yakni ‘konser’ musik yang akan digelar pada 8 November 2012 di Balai Sarbini, Jakarta. Semua rangkaian kegiatan tersebut sebagai bentuk apresiasi Kemdikbud pada siswa-siswi berprestasi di bidang olah vokal.
“Albumnya tidak diperjualbelikan. Tetapi dibagikan ke seluruh sekolah di Indonesia sehingga mereka tahu bahwa ternyata yang berprestasi mendapatkan penghargaan,” ujar Nono.
Jika tahun lalu pesertanya tidak ada yang berasal dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), tahun ini mereka dilibatkan. Tercatat ada tiga siswa dari masing-masing jenjang pendidikan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PK-LK) menjadi peserta. Sehingga ada 17 siswa dari berbagai jenjang pendidikan yang mengikuti acara ini. (lihatDaftar Peserta Pelatihan)
Selain dibuatkan album CD, penampilan peserta juga akan direkam dalam bentuk DVD. Video klipnya juga disiapkan. “Harapannya, kalian bisa tampil semaksimal mungkin dan bisa mengharumkan Indonesia di luar negeri, tak hanya daerahnya,” tegas Nono. “Tidak usah takut dan gentar. Jadilah diri sendiri, tampil percaya diri!” Nono juga berharap sekembali ke daerah mereka mentransfer pengalamannya kepada teman-teman yang lain.* (kemendiknas.go.id)