SURABAYA--Kelas menengah Indonesia yang tumbuh pesat menjadi daya tarik bagi industri asuransi. Mereka pun menyasar segmen menengah atas yang diprediksi pertumbuhannya tiga kali dari posisi sekarang pada 2030. Sedangkan, kelas menengah hanya double.
Dirut PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (AJGI) Edy Tuhirman mengatakan kelas menengah atas ini adalah mereka yang berpenghasilan minimal Rp 25 juta perbulan. Segmen ini juga masih minim mendapat perhatian dari industri asuransi yang berada di tanah air. \"Padahal, 2015 adanya pasar bebas asuransi dari luar negeri bisa bebas menggaet nasabah di Indonesia,\" tuturnya.
Ini yang membuat AJGI meluncurkan produk khusus untuk orang kaya. Premi minimal adalah \"Untuk Surabaya saja, kami perkirakan ada sebanyak 10.000 orang yang berpotensi menjadi pasar produk kami ini (UB Rich). Sedangkan kalau secara nasional, potensinya kami perkirakan mencapai 100 ribu orang,\" ujarnya di kantor Generali Surabaya, kemarin.
Produk ini merupakan produk asuransi unit link dengan premi regular. Asuransi ini dikemas dengan beberapa tujuan seperti retirement plan, education plan, income protection, specific purposes products dan whole life unit linked product. \"Karena premi tinggi, bulan ini sumbangan produk premium itu sudah 30 persen dari total premi,\" tuturnya
Saat ini, dari total portofolio produk asuransi AJGI, kontribusi unit link mencapai 68 persen dari total perolehan premi pada akhir 2012 lalu yang tercatat mencapai Rp 644 miliar. Per semester I/2013, perseroan berhasil membukukan perolehan premi sebesar Rp 826 miliar, tumbuh 252,2 perse dibanding semester I/2012 yang tercatat Rp 235 miliar. Jumlah nasabah, pada akhir Juli 2013 sebanyak 156.000 nasabah. Dari jumlah itu, sekitar 77 persen diantaranya merupakan nasabah unit link.
\"Tak hanya menyasar kalangan menengah atas. Kami juga memiliki produk asuransi yang menyasar kelas bawah. Produk ini bekerjasama dengan bank. Sifatnya pun banyak untuk CSR,\" kata Edy.(dio)