CJH Kesulitan Beli Makanan

Jumat 11-10-2013,11:45 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

MEKKAH, BE - Situasi di Masjidil Haram memasuki puncak kepadatan menjelang puncak haji, wukuf di Arafah.   Meski  bus antar jemput jemaah ke Masjidil Haram mulai berkurang, namun para jemaah tak merasa berat untuk tetap bisa beribadah di Masjidil Haram.  Kepadatan jemaah bahkan memenuhi semua bagian masjid, bahkan sampai lantai atas. \"Bis atau mobil pengangkut mulai hari ini tutup dan tidak beroperasi sampai tanggal 19 Oktober,\" terang Kasubag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Bengkulu, H Nopian Gustari JH SPdI MPdI. Nopian menambahkan, berdasarkan hasil laporan dari masing-masing ketua kloter, kondisi Mekkah sangat padat, dan  mulai terjadi perubahan cuaca, yang sebelumnya  panas hingga 42 derajat celcius, sore kemarin Kota Mekkah diguyur hujan.  Meski tidak deras, namun cukup membasahi  Kota Mekkah dan membuang debu renovasi pembangunan. \"Hujan ini jarang terjadi  di Mekkah.  Tampak saat hujan, orang Mekkah berduyun keluar  rumah sambil berkata dengan nada keras, barokah,,,, barokah,,, subhanallah,,\" cetusnya. Perubahan cuaca ini kata Nopian, akan membawa dampak terhadap kesehatan jemaah  Bengkulu.  Walau sampai saat ini mayoritas jemaah asal Bengkulu dalam kondisi sehat, namun ada 4 CJH yang masih  dirawat di BPHI.  Dan tadi kembali satu jemaah atas nama Jusma dari Mukomuko yang tergabung dalam Kloter 7 dilarikan ke BPHI, sehingga total jemaah yang dirawat mencapai 5 orang. \"Sebelumnya ada empat  CJH itu dua diantaranya CJH yang telah lama dirawat secara intensif,  yakni  Hatrik Syaruni Dio Bin Syaruni dari Kota Bengkulu dan Muharni Asrin Alaihin Binti Alaihin dari Bengkulu Utara keduanya dari kloter 5, dan dua lagi dari kloter 7 yakni,  Usman  asal Seluma menderita asma dan  Busmawati asal Mukomuko gejala Ispa, dan tadi  jemaah asal Mukomuko, \" katanya. Selain itu tambah Nopian, saat ini jemaah  mengeluh kesulitan membeli makanan khas Indonesia kerena banyak laskar Arab berjaga di samping jalan depan pemondokan jemaah Bengkulu.  Para pedagang  dadakan itu sering digusur dan diusir laskar Arab dengan cara paksa.  Untuk bisa tetap mengkonsumsi makanan dan tetap menjaga stamina, CJH terpaksa membeli makanan di mini market atau super market di sana. \"Karena penjual khas Makanan Indonesia digusur,  apa boleh buat, CJH harus beli makanan di mini market/supermarket dan  makan makanan bukan khas  Indonesia,\" tandasnya mengakhiri. (247)

Tags :
Kategori :

Terkait