MEKKAH, BE - Situasi di Masjidil Haram memasuki puncak kepadatan menjelang puncak haji, wukuf di Arafah. Meski bus antar jemput jemaah ke Masjidil Haram mulai berkurang, namun para jemaah tak merasa berat untuk tetap bisa beribadah di Masjidil Haram. Kepadatan jemaah bahkan memenuhi semua bagian masjid, bahkan sampai lantai atas. \"Bis atau mobil pengangkut mulai hari ini tutup dan tidak beroperasi sampai tanggal 19 Oktober,\" terang Kasubag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Bengkulu, H Nopian Gustari JH SPdI MPdI. Nopian menambahkan, berdasarkan hasil laporan dari masing-masing ketua kloter, kondisi Mekkah sangat padat, dan mulai terjadi perubahan cuaca, yang sebelumnya panas hingga 42 derajat celcius, sore kemarin Kota Mekkah diguyur hujan. Meski tidak deras, namun cukup membasahi Kota Mekkah dan membuang debu renovasi pembangunan. \"Hujan ini jarang terjadi di Mekkah. Tampak saat hujan, orang Mekkah berduyun keluar rumah sambil berkata dengan nada keras, barokah,,,, barokah,,, subhanallah,,\" cetusnya. Perubahan cuaca ini kata Nopian, akan membawa dampak terhadap kesehatan jemaah Bengkulu. Walau sampai saat ini mayoritas jemaah asal Bengkulu dalam kondisi sehat, namun ada 4 CJH yang masih dirawat di BPHI. Dan tadi kembali satu jemaah atas nama Jusma dari Mukomuko yang tergabung dalam Kloter 7 dilarikan ke BPHI, sehingga total jemaah yang dirawat mencapai 5 orang. \"Sebelumnya ada empat CJH itu dua diantaranya CJH yang telah lama dirawat secara intensif, yakni Hatrik Syaruni Dio Bin Syaruni dari Kota Bengkulu dan Muharni Asrin Alaihin Binti Alaihin dari Bengkulu Utara keduanya dari kloter 5, dan dua lagi dari kloter 7 yakni, Usman asal Seluma menderita asma dan Busmawati asal Mukomuko gejala Ispa, dan tadi jemaah asal Mukomuko, \" katanya. Selain itu tambah Nopian, saat ini jemaah mengeluh kesulitan membeli makanan khas Indonesia kerena banyak laskar Arab berjaga di samping jalan depan pemondokan jemaah Bengkulu. Para pedagang dadakan itu sering digusur dan diusir laskar Arab dengan cara paksa. Untuk bisa tetap mengkonsumsi makanan dan tetap menjaga stamina, CJH terpaksa membeli makanan di mini market atau super market di sana. \"Karena penjual khas Makanan Indonesia digusur, apa boleh buat, CJH harus beli makanan di mini market/supermarket dan makan makanan bukan khas Indonesia,\" tandasnya mengakhiri. (247)
CJH Kesulitan Beli Makanan
Jumat 11-10-2013,11:45 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :