Dua kartu merah dan penalti gagal Lionel Messi mengiringi Barcelona menjadi juara Supercopa de Espana, Kamis (29/8/2013) pagi WIB. Ini adalah gelar ke-11 El Barca di Supercopa.
Meski hanya bermain 0-0 melawan Atletico Madrid pada leg kedua, Barcelona berhak memboyong gelar ini karena keunggulan gol tandang. Sebab, pada leg pertama mereka mencetak satu gol di kandang Atletico dan membuat kedudukan imbang 1-1.
Dalam pertandingan ini, pelatih Barca, Gerardo Martino, menurunkan langsung dua pemain andalannya Lionel Messi dan Neymar. Ia seolah ingin menjawab tantangan pelatih Atletico, Diego Simeone, yang berharap melihat Messi dan Neymar dimainkan bersama. Adapun Simeone masih tetap mengandalkan mantan pemain Barca, David Villa, sebagai penggedor pertahanan lawan.
Seolah tak ingin membuang waktu, Blaugrana segera mengancam gawang Los Rojiblancos. Messi nyaris menjebol gawang Thibaut Courtois pada menit ke-7 setelah mendapat operan dari Sergio Busquets dan melewati Diego Godin dan Filipe, tetapi kedua bek Atletico tersebut masih mampu menjinakkan bola. Neymar mendapat peluang pada menit ke-8 lewat sundulannya terhadap umpan Francesc Fabregas, tetapi bola hanya melebar ke sisi kiri gawang.
Atletico mendapat peluang saat wasit menghadiahi tendangan bebas pada menit ke-30. Namun, eksekusi yang dilakukan Diego Costa berakhir mengecewakan karena hanya melambung di atas mistar gawang Victor Valdes. Los Rojiblancos kembali mengancam enam menit kemudian melalui serangan balik. Costa kembali mengambil inisiatif lewat kerja sama dengan Gabi dan Koke. Sayang, kali ini sepakannya terlalu lemah dan hanya mendarat di pelukan Valdes.
Barcelona terus menekan pertahanan Atletico. Kolaborasi Neymar, Alba, dan Fabregas di kotak penalti Atletico diteruskan oleh Xavi, tetapi masih ditepis Courtois. Bola rebound berturut-turut coba dimanfaatkan Messi dan Fabregas, tetapi masih belum mampu merobek jala gawang Atletico.
Kedua tim bergantian melancarkan serangan ke lawan. Namun, penyelesaian akhir yang mentah membuat tak ada satu pun peluang berbuah gol.
Pada babak kedua, baik Barcelona maupun Atletico tak mengendurkan tekanan. Atletico lagi-lagi memaksa Valdes bekerja keras pada menit ke-56. Dari sisi kanan, eks bomber Barca, David Villa, melepaskan tembakan ke sudut gawang. Namun, Valdes sukses mengamankan bola. Neymar ganti memberi peluang Barca dengan crossing-nya ke arah kotak penalti lawan. Pun begitu Koke masih bisa mengamankan bola tersebut.
Peluang terbaik Barca pada babak kedua terjadi saat Messi melepaskan tembakan jarak dekat di tengah kepungan tiga pemain Atletico di kotak penalti. Namun, penyelesaian akhir tak sempurna membuat bola kembali melambung ke atas gawang Courtois.
Demi melancarkan aliran serangan, Martino memasukkan Andres Iniesta pada menit ke-73. Namun, kehadiran pemain berpostur mungil ini belum mampu mengubah angka di papan skor. Aksi individualnya di area kotak penalti Atletico pada menit ke-79 masih mampu dihentikan pertahanan Atletico.
Pertandingan sempat memanas setelah wasit David Fernandez memberi kartu merah untuk bek Atletico, Felipe Luis Kaspirski, pada menit ke-80 setelah menyikut Dani Alves. Meski diwarnai protes pemain Atletico, Fernandez tetap tak memberi ampun. Ia bahkan memberi kartu kuning untuk Gabi karena protes kerasnya.
Pelanggaran Miranda terhadap Pedro pada menit ke-87 membuat Barcelona diberi hadiah penalti. Sial buat Barca, Lionel Messi yang diberi kesempatan mengeksekusi justru gagal menaklukkan Courtois. Bola hanya membentur mistar lalu memantul tanpa melewati garis gawang.
Menit-menit akhir pertandingan semakin panas setelah Arda Turan yang sudah diganti diberi kartu merah. Jalannya pertandingan pun sempat terganggu oleh penonton yang menerobos masuk lapangan untuk memeluk bek Barca Gerard Pique.
Sayangnya, di tengah tingginya tensi pertandingan, tak ada gol yang tercipta dari kedua kubu. Namun begitu, Barcelona keluar sebagai pemenang Supercopa de Espana karena unggul gol tandang. Ini sekaligus trofi pertama Gerardo Martino sebagai pelatih anyar Blaugrana.