NEW YORK - Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) kembali menjadi sorotan utama media setelah majalah berita utama Jerman, Der Spiegel, mengungkapkan aksi lembaga intelijen itu dalam berbagai kegiatan di markas PBB di New York. NSA disebut telah meretas sistem video internal di PBB untuk mencuri data.
Kegiatan NSA yang terungkap itu masih terkait dengan laporan rahasia yang dibocorkan bekas kontraktor intelijen AS, Edward Snowden. Menurut laman techcrunch (25/8), pemantauan NSA atas kegiatan PBB itu terjadi pertengahan tahun lalu.
Laporan itu mengutip dokumen NSA, di mana penulisnya merasa bangga karena berhasil meretas jaringan video intern yang ada di dalam gedung PBB. Dalam tiga minggu kemudian, jumlah dokumen PBB yang berhasil disadap naik dari 12 menjadi 458.
Laporan-laporan NSA yang dibocorkan itu juga mengatakan, pemasangan alat-alat penyadap dan pemantau di berbagai kedutaan dan konsulat asing harus dirahasiakan dengan segala cara agar tidak merusak hubungan baik dengan negara bersangkutan. Hanya saja, pemerintah AS tidak memberikan komentar atas laporan Der Spiegel itu.
Pada bulan Juni lalu, Der Spiegel juga menimbulkan kontroversi ketika melaporkan bahwa NSA telah memasang alat-alat penyadap percakapan di kantor-kantor perwakilan Uni Eropa di Washington, Brussels dan Markas PBB di New York. (esy/jpnn)