Sebaliknya, kesempatan untuk membanggakan nama Provinsi Bengkulu di kancah nasional itu diberikan kepada atlet lain yang diduga tidak jelas tingkat prestasinya. Akibatnya, orang tua atlet tersebut menggugat kebijakan itu dan melaporkan masalah ini ke Plt Gubernur H Junaidi Hamsyah SAg MPd.
\"Dalam pidato penutupan Popda Juli 2012 lalu, katanya juara 1 akan dapat medali emas, tapi kenyataanya sampai sekarang tidak ada. Juara 1 juga berhak mengikuti TC untuk persiapan kejuaran Popwil di Provinsi Lampung pada November mendatang. Tapi kenyataannya anak kami yang jelas menjadi juara tidak diberikan hak mereka,\" kata Suherdi Koto, SH orang tua M. Farid.
Suherdi, yang juga menjabat sebagai Ketua 1 KONI Kabupaten RL itu juga mempertanyakan, terkait dipilihnya atlet lain yang tidak jelas pretasinya untuk mengikuti Popwil. Bahkan diikutsertakan dalam TC yang dilakukan Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Provinsi Bengkulu tersebut.
\"Apa dasar anak kami tidak ikut, padahal jelas-jelas dalam pidato penutuan Popda yang lalu, pemenang medali emas berhak untuk Popwil,\" tegasnya.
Hal itu juga disampaikan Marizal Zuliarman SSos yang merupakan orang tua dari Purbawisesa yang mempertanyakan kebijakan Dispora menunjuk atlet lain yang belum jelas tingkat prestasinya.
\"Saya ini juga mantan atlet, mana ada penunjukkan atlet untuk mengikuti kejuaran nasional yang nota bene untuk membanggakan daerah diputuskan berdasarkan hasil tim pengamat. Tidak maju olahraga di Bengkulu ini kalau penunjukkan atlet berdasarkan kedekatan. Ini jelas pembunuhan karakter atlet, ini pendzoliman,\" tegasnya.
Terkait pendzaliman itu, Marizal menegaskan, sudah berkoordinasi dengan pejabat Dispora RL untuk menghubungi Dispora provinsi guna mengkonfirmasi kebijakan tersebut.
\"Jawabannya itu hasil tim pengamat, dikonfirmasi lagi malah Kadispora provinsi tidak mengangkat telepon. Kami akan sampaikan laporan langsung terkait pendzaliman ini ke Plt Gubernur agar tahu kinerja aparat mereka yang tidak profesional ini,\" sesal Marizal. (999)