TELUK SEGARA, BE - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi melakukan perawatan terhadap 7 meriam yang ada di Benteng Marlborough. \'\'Perawatan meriam peninggalan kolonial Inggris itu bertujuan untuk memperpanjang umur benda cagar budaya agar tetap bertahan lama,\'\' ungkap Kepala Kelompok Kerja Pemeliharaan BPCB Jambi, Sri Mulyati di Benteng Marlborough, kemarin.
Dikatakan perempuan berjilbab itu, perawatan meriam dimulai kemarin dan akan memakan waktu hingga Senin mendatang. Prosesinya pun dilakukan dengan cara manual namun tetap mengedepankan kearifan lokal. Perawatan benda yang telah berusia puluhan bahkan ratusan tahun ini harus ekstra hati-hati, karena bisa saja merusak bagian dari benda. Untuk itu agar semua kotoran yang melekat dapat terangkat, perawatanya pun cukup unik, dan layaknya perawatan benda pusaka seperti keris. Perawatan meriam tersebut diawali dengan cara melapisi meriam dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air kelapa, air kelapa, air nanas dan air jeruk nipis, yang telah difregmentasikan, dan air ini sebagai pengganti alkohol.
\"Perawatan dilakukan dengan cara pembersihan atau menghilangkan karat dengan perendaman larutan,\" katanya.
Perawatan tidak dilakukan setiap tahun, bahkan perawatan terakhir dilakukan 20 tahun lalu tepatnya tahun 1993, wajar saja jika kotoran yang melekat cukup banyak. \"Terakhir dikonservasi pada 1993, jadi kondisinya sudah penuh karat, ada satu meriam yang kami bersihkan karatnya mencapai lima kilogram,\" jelas Sri Mulyati.
Di sisi lain, Koordinator Juru Pelihara Benda Cagar Budaya (BCB) BPCB Jambi Wilayah Provinsi Bengkulu Sugrahanuddin mengatakan, di Benteng Marlborough terdapat 21 meriam buatan Inggris, namun hanya tujuh meriam yang kondisinya memungkinkan untuk diberikan perawatan. Pihaknya juga akan membuat dudukan meriam sehingga memudahkan dalam perawatanya.
\"Selain pembersihan, juga akan dibuat dua dudukan meriam sehingga lebih mudah pemeliharaan dan perawatannya,\" katanya. Seraya menuturkan, walau saat ini dudukan meriam juga disediakan, namun meriam yang diletakkan di bagian dalam benteng ini sering dijadikan tempat duduk oleh para pengunjung.
\'\'Padahal prilaku tersebut tidak dibolehkan, makanya inilah alasan kita untuk membangun dudukan seluruh meriam dengan dudukan yang lebih permanen,\'\' tukasnya. (247)