Pasar Subuh Berdampak Politik

Minggu 14-07-2013,12:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Kebijakan relokasi yang dilakukan oleh Pemda Kota dinilai akan memiliki dampak politik jangka panjang. Pasalnya, banyak dari Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Subuh merupakan perempuan yang akan selalu menjelek-jelekkan pemerintah setelah kebijakan relokasi dilakukan tanpa persetujuan mereka. Hal ini diungkapkan Koordinator Koalisi Perempuan Indonesia Bengkulu, Titiek Kartika, saat dihubungi via telepon seluler, kemarin. Dijelaskannya, PKL Pasar Subuh yang mayoritas perempuan tersebut saat ini sudah sering terdengar mengomel dimanapun mereka berada. Baik saat mereka sedang masak-masak untuk keperluan berbuka puasa bersama, maupun saat mereka sedang berkumpul dikelompok-kelompok arisan ataupun pengajian. \"Bisa jadi nanti ada class action yang dilakukan oleh masyarakat. Dan tidak menutup kemungkinan partai-partai yang mendukung kebijakan relokasi ini akan dihukum oleh rakyat saat pemilu 2014 nanti,\" katanya. Ia pun menyayangkan kebijakan relokasi yang dilakukan pada Minggu (7/7) yang lalu. Menurutnya, relokasi itu beririsan dengan harga BBM yang baru naik, memasuki bulan suci Ramadan, menghadapi lebaran dan tahun ajaran baru dimana anak-anak baru mulai masuk sekolah. \"Kasihan kan mereka mempunyai banyak sekali kebutuhan sekarang. Kenapa tidak ditunda saja sesudah anak-anak mereka masuk sekolah pada tahun ajaran baru saja. Adakan dialog dulu, dicarikan solusinya dulu. Kalau sekarang mereka sudah ibarat seperti terjatuh, kemudian tertimpa tangga,\" paparnya. Titiek juga berharap pemerintah dapat merefleksikan kembali kebijakan relokasi itu. Ia juga menyebutkan masalah landasan dasar hukum dalam kebijakan tersebut. Menurutnya, tidak tepat bila sebuah pasar tradisional harus dimatikan demi berdirinya pasar modern. \"Ada memang pemerintah yang mampu menggandeng rakyatnya untuk tetap menghidupkan pasar tradisional tanpa harus menghalang-halangi pasar modern masuk seperti yang dilakukan Jokowi di Solo. Yang kami pertanyakan, kenapa sih pemerintah tidak menggunakan langkah persuasif seperti ini dulu? Kalau alasannya adalah agar para pedagang bisa berjualan ditempat yang lebih manusiawi, apakah ketika mereka berdagang ditempat yang baru dimana penghasilannya jauh berkurang bisa disebut manusiawi? Kan tidak,\" tukasnya. Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu Drs H Tony Elfian MSi memaparkan, relokasi Pasar Subuh merupakan langkah permulaan. \"Nanti setelah lebaran kebijakan relokasi ini akan kita lakukan juga di Pasar Panorama. Kalau sekarang kita masih banyak sekali pekerjaan yang menumpuk,\" tuturnya. Kapolres Belanja di Barukoto Di bagian lain Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Pramono SH MH ikuy gencar mensosialisasikan agar anggotanya berbelanja di Pasar Barukoto II. \"Ini adalah bentuk kepedulian kita kepada pedagang. Saya terus mensosialisasikan kepada para anggota saya berserta keluarganya untuk berbelanja di tempat yang benar. Jangan di pasar yang tidak resmi, sehingga ke depan kita harapkan Pasar Barukoto ramai pembeli,\" jelas Kapolres. Dilanjutkannya, upaya untuk meramaikan Pasar Barukoto ini, bukan hanya isapan jempol belaka. Sebab jum\'at pagi (12/7) sekitar pukul 08.00 WIB, ratusan personil Polres Bengkulu berserta keluarganya berbelanja kebutuhan pokok di pasar tersebut.\"Kita mengaharapakan lembaga-lembaga lain, dan pihak swasata lainya juga mensosialisasikan karyawannya untuk berbelanja di Pasar Barukoto. Jangan di pasar-pasar yang ilegal atau tidak resmi,\" terangnya. Dari pengamatan koran ini para anggota polisi juga membawa istri dan anaknya masing-masing. Untuk membeli kebutuhan dapur, diantaranya sayuran, cabai bahkan ikan. Dijelaskan Kapolres, minggu depan seluruh personil Polisi Sektor (Polsek) berserta dengan keluarga bersar masing-masing personil yang ada di Kota Bengkulu berbelanja di Pasar Barukoto.\"Saya juga sosialisasikan kepada Polsek-polsek,\" sebutnya.(320/009)

Tags :
Kategori :

Terkait