JAKARTA, BE - Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) menyebutkan, publik tidak setuju terkait rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). \"Sebanyak 86,1 persen mengaku kurang atau tidak setuju terkait rencana kenaikan harga BBM. Hanya sebanyak 12,4 persen setuju,\" kata Peneliti Utama LSN Dipa Pradipta di Jakarta, Minggu (2/6). Survei itu dilakukan LSN pada tanggal 1-10 Mei 2013 di 33 provinsi Indonesia. Dengan jumlah sampel sebanyak 1230 responden dan margin of error 2,8 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Dipa menerangkan, masyarakat yang menolak pada umumnya berasal dari segmen masyarakat berpenghasilan ekonomi rendah. Mereka khawatir kenaikan harga BBM akan mengganggu ekonomi masyarakat rendah. Pemerintah akan memberikan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM. Dipa menerangkan sebanyak 51,7 persen setuju terhadap rencana bLSM itu. Namun sebanyak 47,2 persen menyatakan tidak setuju. Menurut Dipa, masyarakat kecil setuju terhadap rencana pemberian BLSM, sementara masyarakat berpendidikan dan berpenghasilan menengah ke atas cenderung menolak kebijakan itu. Ada dua alasan yang menyebabkan kelompok masyarakat menengah ke atas menolaknya. Pertama, mereka menilai BLSM tak mampu mengurangi kesulitan rakyat kecil. \"Beban yang diterima masyarakat miskin jauh lebih besar daripada jumlah kompensasi yang didapat dari pemerintah,\" kata Dipa. Kedua, kebijakan pemberian BLSM menjelang pelaksanaan Pemilu 2014 dinilai publik sarat kepentingan politik praktis dari partai penguasa. \"Dalam hal ini mendongkak citra Demokrat,\" ucap Dipa. (jpnn)
Survei, Masyarakat Tolak BBM Naik
Senin 03-06-2013,12:10 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :