Ichwan Yunus Menapak Dunia Profesional (1)

Senin 03-06-2013,11:10 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Pensiun Dini

Bertugas sebagai Deputi Pengawasan Internal PLN merupakan pengabdian terakhir Ichwan di Perusahaan Negara yang sangat strategis ini. Sejak gagal menjadi Direktur Muda Keuangan, Ichwan merasa karirnya di PLN akan mentok. Sulit baginya untuk meraih jabatan tertentu, jika sistem kepangkatan dan penempatan serta pengangkatan seseorang dalam jabatan tertentu bukan berdasarkan pertimbangan keahlian dan kinerja serta prestasi yang dimiliki.  Melainkan hanya berdasarkan senang atau tidak senang, suka atau tidak suka kepada seseorang.

Dalam suasana seperti tersebut di atas, maka Ichwan  dihadapkan kepada beberapa alternatif pilihan. Pertama,  ia menerima begitu saja dan bersabar dengan keadaan  yang ada, sambil menunggu masa pensiun. Pilihan seperti  ini bagi Ichwan sama saja dengan bunuh diri. Karakter dan  prinsip hidup Ichwan untuk terus berjuang, kerja keras dan  pantang menyerah, sudah pasti akan menolak alternatif  pertama ini.

Alternatif Kedua, adalah dengan “berontak”  melawan kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan  atau tidak berpihak kepada kebenaran menurut sistem  yang ada. Jika Ichwan memilih alternatif ini, maka sudah  bisa dipastikan akan semakin tergilas, karena sedikit sekali  orang yang akan berpihak kepadanya.

Ketiga, dengan  jalan mengorbankan suara hati dan idealismenya dengan  melakukan segala cara untuk mendapatkan kedudukan  atau jabatan-jabatan strategis yang ia kehendaki. Alternatif  ketiga ini juga tidak mungkin ia pilih karena bukan hanya  bertentangan dengan hati nurani dan rasa idealismenya. Sangat sulit merubah karakteristik  pribadinya yang tidak mau mendapatkan atau menerima  sesuatu yang bukan haknya. Apalagi kalau harus melukai  perasaan orang lain, terlebih temannya sendiri.

Oleh karena itu, Ichwan yang pernah menimba ilmu  dan pengalaman di negara Paman Sam ini harus memilih alternatif keempat.  Ia harus secepatnya keluar dari lingkaran dan segera bangkit dan berkembang  dengan potensi diri yang ia miliki. Ichwan mantap dengan pilihannya ini karena ia merasa memiliki kemauan yang tinggi, memiliki ilmu dan keahlian yang memadai,  kaya pengalaman dan memiliki relasi yang cukup luas.

Tidak sulit bagi Ichwan untuk menterjemahkan  alternatif yang sudah menjadi pilihannya tersebut  dalam sebuah planning yang lengkap dan matang. Jika diangkat dalam sebuah proposal, maka terbaca  sebuah judul Menapak Dunia Profesional. Terlihat jelas  perencanaan yang lengkap dan matang dalam proposal tersebut, dimulai dari pilihan mundur (mengajukan  pensiun dini) dari Pegawai Negeri Sipil, merintis  berdirinya perusahaan Konsultan dan membuka Kantor  Akuntan dan seterusnya.

Ditengah-tengah lingkaran besar yang dipenuhi oleh  nuansa ambisius para hamba Tuhan yang masing-masing sedang berjuang keras untuk sebuah eksistensi diri.  Di permukaan terlihat kebersamaan, kesatuan dan perdamaian, tetapi di hati mereka masing-masing mempunyai  ambisi sendiri-sendiri yang tidak jarang harus melukai  perasaan teman sendiri.

Aneh “bin” ajaib, Ichwan mungkin satu-satunya manusia yang masuk dalam lingkaran besar itu justeru berjuang untuk keluar. Terlepas dari segala macam belenggu idealis dan hati nurani.  

Hal inilah  yang membuat Ir. Yamin, Direktur Utama PLN ketika itu  tidak bisa menyembunyikan keheranannya setelah mendengar langsung dari Ichwan bahwa ia bermaksud mundur  jabatan dan statusnya sebagai Pegawai Negeri dan  pensiun dini. Sulit dimengerti memang.

‘’Sepengetahuan saya selama ini, biasanya Pegawai Negeri, terlebih seorang pejabat, selalu saja berupaya untuk memperpanjang jabatan dan masa pensiunnya. Tetapi Saudara Ichwan justeru ingin mengajukan mundur dari jabatan dan mengajukan pensiun dini.  Apa sudah saudara pikirkan matang-matang... lalu apa sebenarnya alasan saudara?’’

Demikian ungkapan keheranan Direktur Utama PLN yang berusaha diingat kembali oleh Ichwan dalam sebuah wawancara.

Lantas Ichwan mengemukakan alasan dengan jelas, detil dan logis. Barulah setelah itu Direktur Utama dapat memaharni alasan, maksud dan tujuan Ichwan selanjutnya, tidak ada pilihan lain kecuali menyetujuinya.

Pada tanggal 1 Februari 1990 Ichwan resmi pensiun dari Pegawai Negeri Sipil pada usia 50 tahun, dengan masa kerja kurang lebih 30 tahun. Dengan demikian sebenarnya Ichwan masih menyisakan masa kerja selama lebih kurang enam tahun lagi baru masuk masa pensiun yang sebenarnya. Menurut peraturan perundang undangan tentang Aparatur Negara yang berlaku saat itu,usia pensiun Pegawai Negeri Sipil struktural adalah umur 56 tahun.(bersambung)

Tags :
Kategori :

Terkait