BENGKULU, BE - Koalisi Pemuda Peduli Pedagang dan Pasar mengkiritisi batalnya pembentukan Pansus (Panitia Khusus) DPRD Kota yang semula direncanakan akan mengupas persoalan Pasar Percontohan Nasional (PPN) Panorama. Pasalnya, menurut koalisi yang merupakan gabungan dari Beda Community, GMNI, Paralegal, Lentera dan LMND ini, PPN Panorama syarat akan korupsi.
\"Kami memiliki bukti-bukti yang telah kami sampaikan kepada lembaga-lembaga pengaudit keuangan. Jelas bangunannya tak sesuai dengan dana yang dikucurkan, yakni Rp 20,5 miliar. Mengapa DPRD Kota justru tak melanjutkan pembentukan Pansus? Jangan sampai rakyat kecewa dengan wakil yang mereka pilih,\" kata Rassela Melinda, anggota Koalisi Pemuda Peduli Pedagang dan Pasar, kemarin.
Ditanyai mengenai bangunan mana yang tak sesuai dengan anggaran itu, Rassela menjelaskan, diantaranya adalah bangunan-bangunan yang tidak sesuai dengan Site Plan yang ada pada saat pencairan dana tahap I dan II. Ia mencontohkan, pada Gedung Blok II, lantai II tidak ada. Selanjutnya, pada Blok II ini seharusnya juga terdapat WC yang berada pada posisi sejajar dengan kios di salah satu sudut dari Blok II tersebut.
\"Namun kenyataannya, WC justru dibangun pada sisi depan dari Blok II dan juga berhadapan dengan salah satu jalan masuk menuju Blok II tersebut, dan akhirnya, seperti yang sering dikeluhkan oleh pedagang sekitarnya, justru dengan adanya WC tersebut, membuat para pedagang kesulitan untuk mendapatkan pembeli,\" urainya.
Contoh lain yang tampak sangat nyata, lanjutnya, posisi Gapura. Menurut Rassela, memang sudah ada Gapura yang dibangun, namun jika disesuaikan dengan rencana pembangunan Gapura yang ada pada Site Plan, maka pembangunan Gapura tersebut tidaklah sesuai.
\"Pada Site Plan Gapura berada pada posisi antara Blok I dan Blok II, bertepatan dengan posisi membelah pasar menjadi dua, namun kenyataannya, seperti yang ada pada foto, pembangunan Gapura justru dilakukan pada sisi depan Blok II. Artinya, timbul tanda tanya, kenapa posisi Gapura tidak dibangun sesuai pada Site Plan?\" ungkapnya dengan nada keheranan.
Rassela melanjutkan, Koalisi Pemuda Peduli Pedagang dan Pasar mendesak kepada DPRD Kota untuk kembali melanjutkan pembentukan Pansus PPN Panorama. \"Dalam waktu dekat kami bersama kawan-kawan dari organisasi lainnya akan membahas rencana aksi ke DPRD Kota untuk mendesak pembentukan Pansus ini. Kami heran kenapa kemarin mereka begitu bersemangat awalnya tapi tiba-tiba segera berubah sikap belakangan. Padahal walikota jelas mendukung,\" tukasnya.
Senada disampaikan sebelumnya, anggota Komisi III DPRD Kota Bengkulu, Sofyan Hardi, bereaksi keras atas sikap koleganya di DPRD Kota yang dalam pandangannya telah membuat upaya pembentukan Pansus mengenai PPN Panorama dibatalkan.
\"Walikota dalam pidatonya di rapat paripurna baru-baru ini sudah menegaskan bahwa beliau mendukung seribu persen pembentukan pansus ini. Kalau alasannya dana ketiga akan cair dan bisa terhalangi oleh Pansus itu, nah, walikota saja mendukung kok? Ini kan aneh,\" ujarnya.
Sikap menunda atau bahkan membatalkan pembentukan Pansus ini, kata dia, bakal membuat reputasi DPRD Kota rusak karena akan disalahkan oleh banyak pihak. \"Muka DPRD Kota bisa tercoreng karena hal ini. Dan termasuk saya sendiri terkena imbasnya karena saya bekerja disana. Saya akan sampaikan pandangan ini dalam kesempatan Paripurna nanti,\" paparnya. (009)