Premanisme di Lapas

Senin 13-05-2013,14:05 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

CURUP, BE - Aksi gebuk dan pukul sudah menjadi tradisi di Lembaga Permasyaratakan (Lapas) Kelas II A Curup. Hal itu diungkap Hermawan DS yang mengaku sudah cukup sering melihat oknum petugas Lapas ringan tangan kepada para narapidana. \"Jangankan kita berbuat salah, kita salah lihat saja di dalam Lapas sudah dibentak-bentak,\" ujarnya.

Hermawan juga bersaksi, kalau kakak kandungnya sendiri atas nama Wapen, narapidana kasus perkelahian sempat dipukul oleh oknum petugas Lapas di bagian kepala. \"Saya tidak tahu salah kakak saya apa saat itu, namun yang jelas kelapanya dipukul oleh oknum petugas Lapas dengan tangan,\" ujarnya.

Terkait aksi pemukulan yang diduga dialami Riko (32) warga Turan Lalang Kabupaten Lebong yang divonis hukuman 7 tahun penjara atas kasus tindak pidana KDRT, hingga mengalami luka dan buang air besar keluar darah. Hermawan menegaskan, yang bersangkutan tidak akan berani memperkarakan kasus ini ke pihak kepolisian. \"Saya yakin Riko tidak akan berani, kalau melapor yang bersangkutan pasti akan tambah dihajar, kalau sudah kembali ke dalam Lapas,\" katanya.

Komplotan preman di dalam Lapas sudah sangat berkuasa, bahkan beberapa narapidana yang sudah akrab dengan petugas Lapas akan membantu. \"Misalkan saya di dalam Lapas melawan, bukan satu oknum petugas Lapas lawan saya, namun beberapa orang petugas Lapas dan narapidana yang menjadi komplotan mereka, jadi pilihan terbaik ialah menyerah saja, pasrah hingga bebas,\" tutur Hermawan.

Di bagian lain, Hermawan menceritakan pengalaman dirinya yang harus masuk ke ruang gelap selama 2 hari. \"Masalahnya sepele, saya hanya menanyakan cuti bersyarat. Beberapa narapidana bahkan harus membayar untuk mendapatkan cuti bersyarat, sebenarnya kalaupun semua narapidana kompak tidak bayar cuti bersyarat, itu tetap diberikan. Tapi rahasia yang sudah umum itu tidak akan bisa dibuktikan, karena tidak ada kuitansinya, atau bukti fisik yang lain,\" imbuhnya lagi.

Di bagian lain, Riko hingga kini masih mendapatkan perawatan intensif di ruang Raflesia basement RSUD Curup pasca menderita luka hingga mengalami buang kotoran mengeluarkan darah, korban belum juga pulih karena masih mengluarkan darah saat buang air meski tidak banyak seperti pertama kali dirawat di RSUD Curup, Rabu (8/5).

Pantauan wartawan, penjagaan di ruang tempat Riko di rawat masih dijaga ketat petugas Lapas. Sabtu malam, informasi terpercaya yang diterima wartawan sebanyak 9 orang menjenguk Riko. Pengunjung yang semuanya laki-laki itu diduga petugas Lapas yang piket pada saat dimana Riko mengalami luka. (999)

Tags :
Kategori :

Terkait