Ichwan Rosna Menikah, Jalani Hidup Sederhana (5)

Senin 13-05-2013,09:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Beberapa saat setelah melahirkan, Ichwan pamit kepada isterinya akan berangkat ke Jakarta, dan ia pesan kepada isterinya supaya jangan pulang ke rumah (tetap di rumah sakit) sebelum ia kembali dari Jakarta. Apakah dalam kasus seperti ini ada kewajiban yang diabaikan...?   Ichwan mengatakan, “Terserah pada siapa yang menilainya...”.

Disela-sela kesibukan menjalankan tugas dan menunaikan kewajibannya terhadap keluarga, Ichwan juga tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk menyalurkan hobinya berolah raga. Sebagaimana diketahui bahwa kegemaran Ichwan berolah raga sejak masih kecil dikampung halamannya, ia menyukai hampir semua tangkai olah raga, mulai dari sepak bola, volly, tennis meja, takraw, dan sebagainya.

Setelah bekerja dan menjadi seorang profesioanal, ia beralih ke olah raga yang biasa digemari oleh para profesional, eksekutif, pejabat dan para penyandang status sosial menengah ke atas di perkotaan, yakni golf dan tennis lapangan.

Tidak sulit bagi seorang Ichwan untuk beralih ke olah raga ini. Dengan karakter yang ia miliki; kemauan yang kuat, kerja keras dan tidak kenal menyerah; ditunjang dengan stamina yang selalu prima; mempunyai postur tubuh yang kecil, lentur dan lincah. Dalam waktu singkat ia sudah menguasai dan piawai memainkan dua tangkai olah raga ini.

Selanjutnya Ichwan sering kali menjuarai berbagai turnamen kedua tangkai olah raga tersebut yang diadakan khusus pada kelasnya. Banyak relasi yang tadinya tidak mengenal dan dikenalnya menjadi kenal dan mengenalnya, yang tadinya kurang dekat menjadi lebih akrab dengannya, lantaran olah raga ini. Tidak jarang juga terjadi negosiasi yang menyangkut kelancaran bisnisnya di lapangan golf dan/atau tennis.

Keseharian Ichwan boleh dikatakan tidak pernah lepas dari pekerjaan dan olah raga. Hampir tidak ada waktu luang untuk bersantai, bersenda gurau dengan isteri dan anak-anaknya.

Rekreasi bagi Ichwan adalah berolah raga. Keadaan seperti ini sering kali mendapatkan protes dari anak-anaknya, tapi tetap saja Ichwan pacla kebiasaannya. Disinilah letak peran isterinya yang diakui oleh Ichwan sebagai hal yang luar biasa.

Sebagai seorang isteri yang sudah tahu persis karakter dan perilaku yang sudah menjadi kebiasan suaminya, Rosna tidak bosan memberikan pengertian dan nasehat kepada anak-anaknya untuk dapat menerima dan memahami apa yang sudah menjadi kebiasaan ayah mereka.

Protes mereka terhadap Ayahnya bukan berarti mereka tidak atau kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua mereka, tapi hanya sekedar keinginan untuk lebih banyak bersama-sama ayahnya. Demikian pengakuan Ina, panggilan akrab putri sulung Ichwan. Lebih lanjut Ina -yang mempunyai nama lengkap Ina Oktavia Sari ini- menuturkan:

Yang saya lihat dan saya rasakan sebenarnya ayah kami itu penuh perhatian dan kasih sayang terhadap anak-anaknya, dan kami tidak pernah merasakan kekurangan itu. Pada setiap kesempatan, beliau selalu memberikan nasehat, pengertian dan motivasi kepada kami, dan beliau tidak pernah menunda-nunda memenuhi kebutuhan kami, selagi ia mampu memenuhinya.

Tags :
Kategori :

Terkait