CURUP TENGAH, BE - Dana (74) bersama istrinya Asda (55) warga RT 2 RW 3 Jalan Raflesia Perumnas Kelurahan Batu Galing Kecamatan Curup Tengah, hidup dengan penuh keprihatinan. Tinggal di sebuah rumah berukuran 6 x 12 meter, pasutri yang tidak dikaruniai anak itu hingga tua itu hidup puluhan tahun dengan penuh kekurangan.
Bahkan untuk makan mereka harus bergantung kepada pemberian para tetangga, jika bantuan tidak ada keduanya puasa. Dana tidak lagi bisa mencari nafkah karena sakit-sakitan, begitu juga sang istri yang menderita penyakit kencing manis akut. Kondisi rumah Pasutri itu juga gelap gulita, bahkan sudah 15 tahun hidup tanpa penerangan lampu listrik.
Ditemui wartawan, Dana mengaku selama 15 tahun hidup tanpa penerangan lampu listrik dialaminya sejak dirinya berkebun dikawasan Kabupaten Lebong selama dua bulan.
\"Dulu saya punya kebun di Kabupaten Lebong, dan ketika saya pulang, dapat teguran dari petugas listrik bahwa saya harus membayar listrik selama dua bulan Rp 40.000, namun setelah sehari kemudian saya hendak membayar tiba-tiba jumlahnya berbeda menjadi Rp 75 ribu, karena saya tidak memiliki uang, besoknyapun listrik saya langusng dicabut,\" akunya.
Dana enggan kembali memasang listrik lantaran tidak ada uang untuk melakukan pemasangan. \"Kalaupun mau pemasangan, darimana saya dapat duit untuk membayar tiap bulanya, lebih baik saya pakek lampu senter dan sekarangpun harga minyak tanah sudah naik,\" ungkapnya.
Sejak kehidupan ekonominya merosot, kebun satu-satunya miliknyapun terjual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. \"Ya sekarang sayatidak punya kebun lagi, dulu pernah mencoba membuka tampal ban dan kerajianan lainya, karena saya sudah tua dan tidak bisa bekerja saya berhenti dan sekarang hanya bisa hidup dari perhatian para tetangga, Alhamdulilah tetangga disini baik-baik smeua,\" katanya.
Dengan kondisi yang sudah tua dan tanpa sanak keluarga di Kota Curup, pasutri itu sangat membutuhkan bantuan dari warga dermawan yang berlebih penghasilan. \"Ya istri saya kena kencing manis, dan Alhamdulilah ada Jampersal, dan ada bantuan Raskin dan bantuan lainya, dan ini bisa menambah kelanjutan hidup kami,\" katanya.
Namun, hal yang mengejutkan, ternyata kakek renta tersebut pernah menjabat sebagai Pegawai negeri Sipil (PNS) pengawas keuangan di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel).
\"Saya dulu memang PNS di Sumsel pada tahun 1963, dan hanya 3 tahun saya mengundurkan diri lantaran tidak betah dan tidak kuat dengan sistem yang ada di bagian pengawas keuangan Sumsel tersebut,\" katanya.
Dana juga mengaku, pernah melakukan pemeriksaan keuangan di Provinsi Bengkulu. \"Ya saya keluar tidak betah dengan sistem pada waktu itu, mungkin juga saya kurang menekuni pekerjaan itu,\" ungkanpnya. (999)