BENGKULU, BE - Terowongan yang menghabiskan miliaran rupiah uang rakyat, hingga saat ini mubazir karena pembangunannya tidak dilanjutkan. Bahkan, terowongan tersebut menjadi tempat sampah. Terkesan hanya menghamburkan uang rakyat untuk bangunan yang tidak ada gunanya. Menurut Kadis Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Ir Anwar Yasin, tujuan dibangunan terowongan tersebut untuk membangun diorama tentang sejarah daerah, yang menghubungkan antara Benteng Marlborough dengan View Tower atau pemantau tsunami. \"Dalam terowongan itu akan dibangun diorama di sepanjang terowongan itu,\" katanya. Seperti diketahui, bahwa proyek tersebut merupakan 51 item proyek tahun jamak atau \"multiyears\" tahun anggaran 2007 hingga 2009 massa Gubernur Agusrin M Najamudin. Untuk membangun diorama itu diawali dengan pembuatan Detil Engineering Design (DED) dengan anggaran yang tersedia Rp 375 juta. Terdapat juga kegiatan pengembangan lapangan evakuasi bencana gempa dan tsunami sebesar Rp 300 juta. Terowongan sepanjang 300 meter itu akan dilengkapi dengan diorama berupa patung dan poster tentang sejarah Bengkulu, mulai dari penjajahan hingga pembangunan yang dilakukan setiap kepala daerah yang memimpin. Selain berfungsi sebagai menara pemantau tsunami, kawasan itu juga akan menjadi objek wisata sejarah yang masih berhubungan dengan Benteng Marlborough. Sayangnya hingga saat ini proyek tersebut terbengkalai. Sementara menara pemantau tsunami yang menghabiskan anggaran Rp 10,8 miliar dari APBD 2011. Meski sudah dilaunchingkan hingga saat ini juga mubazir dan semakin rusak. Bahkan dipagari seng agar tidak bisa dipantau masyarakat, terkait kondisi bangunan yang telah menguras uang rakyat itu. (100)
Tidak Dilanjutkan, Mubazir
Selasa 30-04-2013,11:15 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :