Sebelumnya, jarak longsor dengan sungai Nasal masih cukup jauh yakni 120 meter. Akibat hujan deras serta maraknya galian C di daerah itu, membuat pengkisan sehingga merusak bangunan berupa irigasi dan akan mengancam kantor BBI Nasal.
\"Kita minta pemerintah menyikapi persoalan tersebut, karena jika tidak maka BBI Nasal sebagai memproduksi ikan terancam longsor pula. Jika hujan kembali maka longsor tersu akan terjadi,\" ujar Komisi III DPRD Kaur H Sonuhdi SE, kemarin. Dikatakanya, longsor yang terjadi lebih parah dibanding tahu sebelumnya, mengingat longsor sebelumnya hanya 2 hingga 3 meter. Hujan lebat tahun ini justru membuat 10 hingga 20 meter sekali longsor dan ini sudah terjadi 5 kali.
\"Beberapa meter yang sudah hancur. Penyebab ini sebenarnya hanya satu adanya Galin C yang menggunakan alat berat, padahal galian C tersebut belum mempunyai amdal,\" katanya.
Namun pemerintah justru mengizinkan. Akibat pengerukan dengan menggunakan alat berat itu sungai nasal semakin dalam, sehingga wajar sudah sebulan ini Suku Tiga kebanjiran, sawah rusak dan irigasi rusak ditambah jalan negara rusak parah.
\"Kontribusi Galian C ini tidak ada sama sekali untuk masyarakat, namun pemerintah justru tidak memperhatikan hal tersebut. Saat ini jika tidak disikapi maka jelas longsor jalan BBI Nasal akan mengancam kantor atau komplek BBI Nasal,\" jelasnya.
Disisi lain, Kepala DKP Kaur Ir Yetminson mengatakan pihaknya sudah mengetahui informasi tersebut. \"Saya sudah melihat lokasi disana sawah hancur, irigasi dan jalan longsor, kita minta untuk segera diatasi,\" jelasnya.(823)