Siswa DO Bertambah

Rabu 24-04-2013,11:07 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Dihari kedua pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP kemarin, jumlah peserta ujian yang tidak mengikuti ujian (drop out) bertambah . Dari data yang dihimpun Posko UN yang dipusatkan di SMPN 18 Kota Bengkulu, jumlah peserta yang tak mengikuti UN bertambah sebanyak 3 orang. Dari jumlah sebelumnya yakni sebanyak 83 siswa. \"Hari ini jumlah yang DO bertambah 3 orang,\" ucap Kasubdin Dikdas, Putera Rahman SH. Setelah ditelusuri, ternyata ke 3 siswa tersebut tak mengikuti UN tanpa menyertakan keterangan apapun. Artinya, siswa ini sudah dinyatakan tak lulus UN. Sedangkan siswa sakit bertambah menjadi 4 orang.  Terkait hal tersebut, Tim Posko UN memberikan informasi jadwal ujian susulan, yang diselenggarakan senin (2/5) mendatang. \"Kalau tidak ikut ujian susulan, artinya dia tidak lulus. Karena kesempatan kedua sudah diberikan,\" terangnya. Sementara itu dalam pantauan BE beberapa sekolah dijalan sesuai dengan POS. Hanya saja, pengawasan UN ditingkat SMP/Mts ini tak berjalan dengan ketat. Karena tanpa didampingi tim Indipendent selayaknya UN ditingkat SMA/MA dan SMK. Masih banyak siswa yang datang terlambat. Kendati demikian mereka masih diberikan kesempatan mengikuti ujian. LJK Pukul 00.00 WIB Disisi lain Dispendik Provinsi Bengkulu memberikan batas waktu penyerahan Lembar Jawaban Komputer (LJK) hingga pukul 00.00 WIB. Waktu tersebut hanya diberikan bagi kabupaten terjauh dari sekretariat penindaian LJK Kantor Dispendik Provinsi Bengkulu, yakni Mukomuko. \"Kebijakan ini tidak berlaku bagi Kabupaten/Kota lainnya,\" jelas ketua Tim Komputerisasi R Wahyu DP MM. Terhitung mulai kemarin malam, tim scanning/penindaian telah melakukan tugasnya 1 kali 24 jam. Setibanya diDispendik, LJK tersebut kemudian dihitung kembali sesuai dengan berita acara yang tertulis. Apabila sesuai dengan berita acara, barulah LJK tersebut diserahkan tim pemberkasan berjumlah 8 orang ke tim penindaian yang berjumlah 7 orang. Dengan menggunakan 3 mesin scanner, secara bergantian tim tersebut menscanner  masing-masing LJK itu. \"Siapa yang datangnya cepat, maka LJK-nya juga lebih cepat discanner,\" ucapnya. Untuk menindai ribuan LJK tersebut tak membutuhkan banyak waktu. Karena penindaiak itu dilakukan mesin secara otomatis. Kendalanya, kadang-kadang LJK tersebut tak dapat terbaca akibat berbagai faktor. Kendala itu diantaranya menggunakan pensil 2B palsu dan cara menghitamkan jawaban yang tidak penuh. \"Kalau sudah begini biasanya tim hanya bisa membantu menghitamkan LJK soal sesuai dengan jawaban yang telah diisi siswa,\" terangnya. Selanjutnya, hasil penindaian tersebut dikirimkan ke Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk dilakukan penscoringan nilai UN. (128)

Tags :
Kategori :

Terkait