Ustaz Adi Hidayat juga menyebutkan bahwa manasik haji yang dilakukan sebelum keberangkatan bukan hanya pelatihan teknis, melainkan kesempatan untuk melatih diri dalam memperkuat hubungan dengan Allah melalui ibadah-ibadah sunnah.
Malam-malam menjelang keberangkatan sebaiknya diisi dengan tahajud yang lebih khusyuk dan tilawah Al-Qur'an yang lebih intensif.
Dengan demikian, melalui amalan-amalan ini, ruhani seseorang akan lebih siap dalam menghadapi perjalanan spiritual yang panjang selama ibadah haji.
Di tanah suci, semua amalan yang dilakukan selama ibadah haji harus dioptimalkan. Bukan hanya sekadar menjalankan ritual, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan memperkuat keimanan.
BACA JUGA:Amalan Pelunas Hutang, Meskipun Hutang Setinggi Gunung, Ijazah dari Ustaz Adi Hidayat
BACA JUGA:Agar Rezeki Satu Keluarga Lancar, Ustaz Adi Hidayat: Baca Surah Ini Saat Sholat Dhuha
Ustaz Adi Hidayat menekankan bahwa puncak evaluasi dari haji seseorang dapat dilihat setelah melaksanakan amalan-amalan wajib, seperti wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melontar jumrah di Mina.
Setelah menyelesaikan dua atau tiga hari di Mina, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan agar setiap jamaah melakukan evaluasi diri.
Apakah ada perubahan positif dalam diri mereka atau tidak. Jika tidak ada perubahan, maka kesungguhan dalam menjalani ibadah haji patut dipertanyakan.
Sebab, haji yang mabrur adalah haji yang dapat membawa perubahan nyata dalam perilaku, yang mencerminkan perbaikan diri.
Ustaz Adi Hidayat mengajak setiap jamaah untuk menjadikan haji sebagai momentum perubahan dalam hidup, bukan sekadar rutinitas ibadah tahunan yang diikuti oleh banyak orang.
Ustaz Adi Hidayat menambahkan bahwa bekal takwa yang dimiliki akan menjaga hati dari godaan syaitan, menguatkan tekad untuk memperbaiki diri, dan membentengi jiwa dari berbagai macam penyimpangan.
BACA JUGA:Cara Orang Beriman Mendidik Anak, Ustaz Adi Hidayat: Ini yang Dilakukan
BACA JUGA:Ingin Rumah Tangga Utuh dan Harmonis, Ustaz Adi Hidayat Bagikan Kuncinya
Menurut Ustaz Adi Hidayat, seseorang yang berangkat haji dengan bekal materi tanpa bekal takwa akan kehilangan esensi haji itu sendiri.
Haji bukan hanya tentang perlengkapan fisik atau materi, tetapi yang lebih penting adalah persiapan spiritual yang matang.