"Jadi kalau ada yang masih makan setelah imsak, tidak masalah. Yang tidak boleh adalah kalau sudah masuk adzan subuh masih makan dan minum, itu yang bisa membatalkan puasa," tegas Ustaz Adi Hidayat.
Terkait dengan batas sahur sendiri, dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya:
"Makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar," (QS Al-Baqarah: 187)
Dari ayat ini, jelas bahwa batas akhir sahur adalah ketika fajar sudah tampak, bukan saat waktu imsak tiba.
Selain meluruskan pemahaman tentang imsak, Ustaz Adi Hidayat juga mengingatkan keutamaan mengakhirkan sahur, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.
BACA JUGA:Bolehkah Puasa Ramadhan Tanpa Sholat Tarawih, Ini Kata Ustaz Adi Hidayat
BACA JUGA:Rahasia Agar Sholat Tarawih Sebagai Sarana Mendapatkan Ampunan, Berikut Penjelasan Ustaz Adi Hidayat
Dalam sebuah hadits dari Zaid bin Tsabit, disebutkan bahwa jarak antara sahur Nabi dan azan subuh adalah sekitar waktu yang dibutuhkan untuk membaca 50 ayat Al-Qur’an.
"Kami pernah sahur bersama Rasulullah, lalu beliau menunaikan salat. Jarak antara sahur dan azan subuh kira-kira sepanjang bacaan 50 ayat," (HR Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa sahur sebaiknya dilakukan mendekati waktu fajar, agar tubuh tetap memiliki energi yang cukup untuk menjalani puasa sepanjang hari.
"Sahur itu disunahkan di waktu sahar, yaitu menjelang fajar. Jangan terlalu awal, tapi juga jangan sampai kelewatan azan subuh," terang Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat juga mengutip hadits lain yang menegaskan betapa besarnya keberkahan dalam sahur. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya dalam sahur terdapat keberkahan," (HR Bukhari & Muslim).
Menurut Ustaz Adi Hidayat, sahur bukan sekadar makan untuk menyiapkan fisik menghadapi puasa, tetapi juga merupakan ibadah yang berpahala.
BACA JUGA:Rahasia Agar Doa Cepat Dikabulkan di Bulan Ramadhan, Berikut Bocoran dari Ustaz Adi Hidayat