سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
(Subhanallah wa bihamdihi; 'adada khalqihi, wa ridha nafsihi, wa zinata 'arsyihi, wa midaada kalimatihi),
Artinya:
"Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, sebanyak jumlah makhluk-Nya, sejauh ridha-Nya, seberat timbangan 'Arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-Nya,".
BACA JUGA:Ternyata Seseorang Tidak Akan Miskin, Gus Baha Jelaskan Penyebab Kemiskinan
BACA JUGA:Renungan dari Gus Baha Tentang Korupsi, Menyenangkan Tapi..
Dzikir ini memuat pujian kepada Allah dengan menyebut jumlah makhluk-Nya, keridhaan-Nya, berat timbangan 'Arsy-Nya, serta sebanyak tinta yang digunakan untuk menulis kalimat-kalimat-Nya.
Dengan memperbanyak dzikir tersebut, hati akan terasa lebih tenang, dan kekecewaan yang dialami akan perlahan mereda.
Gus Baha menegaskan pentingnya menyadari bahwa setiap peristiwa di dunia ini memiliki maksud dan hikmah tersendiri.
Meskipun hikmah itu mungkin tidak langsung terlihat, melalui keyakinan yang kokoh dan dzikir yang konsisten, hati akan lebih mudah menerima kenyataan dan terhindar dari larut dalam kekecewaan.
Dalam ceramahnya, Gus Baha juga memberikan contoh bagaimana iman yang kuat dapat membantu menghadapi kekecewaan.
Misalnya, ketika seseorang merasa kecewa karena usaha yang dilakukan tidak menghasilkan sesuatu yang diharapkan, tasbih menjadi pengingat bahwa hasil akhir sepenuhnya berada di tangan Allah.
Sebagai manusia, tugas kita hanyalah berusaha sebaik mungkin dan bertawakal kepada-Nya.
Melalui kebiasaan berdzikir, hati akan lebih siap menghadapi berbagai ujian dalam kehidupan.
Dalam konteks ini, tasbih bukan sekadar rangkaian kalimat pujian kepada Allah, melainkan juga sarana memperkuat hubungan spiritual dengan-Nya dan menerima segala takdir yang telah ditetapkan.
BACA JUGA:Cara Ampuh Melawan Gangguan Setan, Gus Baha: Dijamin Efektif