Diakui Ketua UN Dispendik Provinsi Bengkulu, Drs Budiyanta kualitas kertas yang digunakan untuk mencetak LJK tidak sama seperti tahun lalu. Ditahun ini LJK dicetak menggunakan kertas seberat 80 gram.
Kualitas kertas LJK ini sama dengan kertas pencetakkan lembar soal UN. Hal ini sebabkan keinginan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang meminta soal UN dan LJK menjadi satu kesatuan dalam 1 bundel soal. Sehingga untuk membuat soal dan LJK menjadi satu tidak bisa menggunakan jenis kertas yang berbeda. \"Kalau tahun lalu jenis kerta LJK sebesar 100 gram sekarang hanya 80 gram disesuaikan dengan kualitas soal,\" ungkapnya.
Kendati demikian, banyaknya LJK yang mengalami kerusakan tidak akan merugikan siswa. Karena Tim Penindaian LJK yang berasal dari Universitas Bengkulu (Unib) tidak akan lepas tangan meninggalkan LJK tersebut. Dari pengalamannya, apabila ditemukan LJK yang rusak maka tim penindaian akan memindahkan jawaban ujian itu ke LJK baru yang berbarcode sama. Apabila soal tidak bisa terbaca oleh mesin scanner, maka langkah penajaman sistem penindaian akan dilakukan.
\"Tidak ada siswa yang tidak lulus gara-gara penindaian, yang ada ketidaklulusan dikarenakan nilainya tidak mencukupi standar kelulusan yang telah ditentukan, \" jelas Budi yang tak lama lagi akan memasuki masa pensiun ini.
Mengetahui hal tersebut, Kabid Dikmen Dispendik Kota Bengkulu, Drs Buyung Arasman mengatakan peserta UN Kota Bengkulu sudah menjawab soal dengan sangat hati-hati. Karena sekolah sudah membekali siswanya untuk menjawab soal dengan baik dan benar. Selain itu, Dispendik juga yakin tim penindaian Unib berupaya maksimal agar LJK itu dapat dibaca oleh mesin scanner. \"Kita yakin saya, tim penindaian unib akan berbuat maksimal untuk kita. Karena anak-anak sudah menjawab soal dengan baik,\" ujarnya singkat. (128)