BENGKULUEKSPRESS.COM - Harga tandan buah segar (TBS) sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terus menunjukkan tren positif. Hingga 22 Desember 2024, harga TBS di Mukomuko tercatat stabil di kisaran Rp 2.590 hingga Rp 2.850 per kilogram. Angka ini jauh melampaui harga acuan resmi Provinsi Bengkulu sebesar Rp 2.552,69 per kilogram, menjadikan Mukomuko sebagai salah satu daerah dengan harga sawit tertinggi di provinsi tersebut.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriani Ilyas, mengungkapkan bahwa stabilitas harga ini memberikan dampak positif bagi para petani sawit di Mukomuko.
“Harga tertinggi TBS di Mukomuko pada Minggu, 22 Desember 2024, mencapai Rp 2.850 per kilogram, sementara harga terendah Rp 2.590 per kilogram. Ini jelas di atas harga acuan resmi Provinsi Bengkulu dan sangat menguntungkan petani,” jelas Fitriani.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, harga TBS di pabrik-pabrik wilayah Mukomuko tidak mengalami perubahan. Berikut daftar harga TBS sawit di sejumlah pabrik pada 22 Desember 2024:
- PT. SAPTA: Rp 2.700/kg,
- PT. KSM: Rp 2.830/kg
- PT. MMIL: Rp 2.840/kg,
- PT. SSS: Rp 2.850/kg
- PT. SAP: Rp 2.710/kg,
- PT. KAS: Rp 2.830/kg
- PT. DDP: Rp 2.850/kg,
- PT. USM: Rp 2.590/kg,
- PT. BMK: Rp 2.850/kg,
- PT. GSS: Rp 2.850/kg,
- PT. MPRA: Rp 2.850/kg.
Pabrik sawit seperti PT. SSS, PT. DDP, dan PT. BMK masih menjadi yang tertinggi dengan harga Rp 2.850 per kilogram, sementara PT. USM mencatat harga terendah sebesar Rp 2.590 per kilogram.
Menurut Fitriani, kestabilan harga TBS di Mukomuko disebabkan oleh konsistensi permintaan pasar lokal dan dukungan operasional dari pabrik-pabrik yang berkomitmen terhadap petani.
BACA JUGA:Korupsi Dana Desa, Kepala Desa dan Pengurus BUMDes Harapan Jaya Jadi Tersangka
BACA JUGA:Polisi Ungkap Jaringan Sabu di Mukomuko, Gagalkan Peredaran 22 Paket Narkoba
“Harga ini masih termasuk dalam kategori standar wilayah Mukomuko, meskipun tetap jauh di atas harga acuan provinsi. Ini memberikan keuntungan langsung bagi petani yang terus menjaga kualitas hasil panen mereka,” tambahnya.
Namun demikian, Fitriani, juga mengingatkan bahwa harga TBS sawit dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung pada dinamika pasar dan kondisi global. Ia mengimbau petani untuk terus memantau informasi harga secara rutin agar dapat mengoptimalkan hasil penjualan mereka.
Dengan harga yang stabil di atas rata-rata provinsi, petani sawit di Kabupaten Mukomuko diharapkan dapat terus meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Stabilitas harga ini juga menjadi bukti bahwa sektor perkebunan sawit di Mukomuko memiliki potensi besar untuk terus berkembang, mendukung perekonomian daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Mukomuko tetap menjadi salah satu daerah dengan harga sawit yang kompetitif di Bengkulu. Kami harap tren positif ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak signifikan bagi seluruh pelaku sektor perkebunan,” tutup Fitriani. (**)