CURUP, BE - Pasca unjuk rasa mahasiswa yang berujung bentrok fisik di kampus STAIN Curup, Senin (15/4) lalu, manajemen STAIN Curup menggelar pertemuan tertutup di salah satu ruangan di gedung rektorat kampus. Pertemuan itu dilakukan untuk mediasi antara mahasiswa korban pemukulan dengan pelaku pemukulan yang disebut peserta unjuk rasa sebagai preman kampus.
Sementara itu, terkait tuntutan mahasiswa dalam aksi unjuk rasa terkait dana Kuliah Kerja Pengabdian Masyarakat (KKPM) tahun 2013 yang dinilai terlalu besar, pimpinan kampus Islam itu berjanji akan melakukan kaji ulang serta pembahasan lebih jauh.
Pantauan wartawan, mediasi tertutup tersebut dihadiri langsung oleh Ketua STAIN DR Budi Kisworo, M.Ag, PK I Sugiatno, M.Pd.I, PK II Rahmat Hidayat, M.Pd, PK III DR Nuzuar, M.Pd, Kepala P3M Drs K Rezi S, M.Pd.I, Sekretaris P3M Fachruddin, M.Pd.I, bersama perwakilan pendemo yang diwakili enam orang mahasiswa terdiri dari, Wahyu, Molis, Dedep, M Taqwa, Farrino, dan Azrul.
“Kita sudah sepakat tadi untuk menyelesaikan masalah ini di tingkat internal kampus,” ujar Ketua P3M Drs K Rezi, melalui Sekretaris PP3M, Fachruddin, M.Pd.I, usai melakukan mediasi.
Hanya saja, Fachrudin membantah jika ada kesan pembiaran atau unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pimpinan STAIN Curup atas aksi premanisme terhadap mahasiswa dalam unjuk rasa yang dilakukan ratusan mahasiswa semester 6 tersebut. “Itu hanya bentrok biasa antara mahasiswa dan sesama mahasiswa. Permasalahannya hanya salah komunikasi saja.
Tidak ada unsur pembiaran ataupun kesengajaan oleh kami atas insiden tersebut. Bahkan tadi (kemarin, red), kita sepakat semua persoalan yang berkaitan denga insiden pemukulan oleh pelaku yang sudah kita ketahui orangnya tersebut akan diselesaikan secara damai pada tanggal 19 April tepatnya Jumat di Masjid Ulul Albab,\" tegas Fachrudin.
Selain itu, Fachrudin juga sangat menyangkan adanya peristiwa pemukulan tersebut. Terlebih lagi, unjuk rasa yang dilakukan hanyalah berupa aksi damai mahasiswa yang keberatan terhadap dana Kuliah Kerja Pengabdian Masyarakat (KKPM) tahun 2013 yang dinilai terlalu memberatkan mahasiswa.
\"Untuk diketahui bersama bahwa dasar penetapan besaran dana KKPM itu dilandasi adanya beberapa pertimbangan. Pertama, penurunan dana DIPA yang biasa mensubsidi dana KKPM dari dari semula (2012) mencapai Rp 500 juta kini hanya Rp 298 juta. Disamping itu, besaran dana perjalanan dinas dosen DPL untuk keluar Kota sama tidak ada istilah jauh/dekat semuanya sama besar. Nah atas dasar inilah kenapa dana KKPM menjadi meningkat dari tahun sebelumnya,\" jelas Fachrudin.
Sebelumnya juga, lanjut Fachrudin, P3M telah sejak lama melakukan rapat bersama seluruh perwakilan kelas di masing-masing jurusan, yaitu pada tanggal 18 Maret 2013. Tetapi saat itu, belum ada kesepakatan, sehingga kami mengambil kebijakan untuk membagikan draf dan kesanggupan mahasiswa dalam membayar biaya KKPM.
\"Tapi hingga tanggal 5 April mereka belum juga memberikan kejelasan terhadap draf yang kita sampaikan, malah Senin (15/04) mereka tanpa pemberitahuan terhadap pihak STAIN dan keamanan langsung melakukan orasi aksi di lapangan dan memang saat aksi berjalan aman tapi mungkin karena ada sesuatu hal hingga berujung pada pemukulan,\" kata Fachrudin.
Secara terpisah, Perwakilan Mahasiswa, M Taqwa mengaku pihaknya menerima dan sepakat terhadap hasil mediasi yagn difasilitasi pihak STAIN dan akan melakukan upaya damai pada Jumat (19/4).
\"Ya Jumat nanti kita lakukan perdamaian tapi jika dalam pertemuan itu tidak adanya kesepakatan maka bukan tidak mungkin akan dilanjutkan pada proses hukum. Sementara, untuk tuntutan yang kami inginkan pada saat demo akan ditinjau ulang dan akan diputuskan pada akhir bulan ini,\" ujar Taqwa. (999)