BENGKULUEKSPRESS.COM - Perbedaan tipes dan DBD sering kali tidak disadari oleh sebagian orang, karena gejalanya yang hampir sama. Padahal, kedua penyakit ini disebabkan oleh hal yang berbeda, begitu pula pengobatan dan langkah pencegahannya.
Sebenarnya, perbedaan tipes dan DBD dapat dikenali dari penyebabnya. Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, sedangkan demam tifoid atau tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang ditularkan melalui makanan. Meski sama-sama penyakit infeksi, tipes dan DBD perlu ditangani dan dicegah dengan cara yang berbeda. Agar bisa mengenali perbedaan tipes dan DBD, mari pahami lebih dulu gejala kedua penyakit ini.
BACA JUGA:Ini Dia Manfaat Susu Kefir dan Risiko Efek Sampingnya
Perbedaan Tipes dan DBD dari Pola Demamnya
Demam merupakan gejala awal yang muncul pada DBD maupun tipes. Selain akibat infeksi, demam atau peningkatan suhu tubuh juga bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari peradangan, penyakit autoimun, hingga efek samping obat-obatan.
Selain penyebabnya, perbedaan tipes dan DBD dapat dikenali dari pola demam yang menyerangnya. Berikut ini adalah penjelasannya:
- DBD ditandai demam tinggi dengan suhu tubuh mencapai 400 C yang terjadi secara mendadak atau berlangsung terus-menerus selama 7 hari.
- Pada demam tifoid, kenaikan suhu terjadi secara bertahap. Saat gejala awal muncul, suhu tubuh bisa normal atau rendah, lalu meningkat secara perlahan setiap hari dan bisa mencapai 400
BACA JUGA:Pastikan LPG Tepat Sasaran, Rumah Makan dan Usaha Laundry di Bengkulu Disidak
Perbedaan Tipes dan DBD dari Gejala Khasnya
Selain pola demam yang berbeda, perbedaan tipes dan DBD ditandai dari gejala khas yang muncul pada masing-masing penyakit. Gejala khas pada DBD adalah perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, menstruasi yang lebih panjang atau lebih banyak, BAB berdarah, atau muntah darah.
Namun, tanda perdarahan pada DBD terkadang tidak terlihat sehingga dokter atau perawat perlu melakukan uji torniquet untuk memicu perdarahan pada kulit berupa bintik-bintik merah. Berbeda dengan DBD yang ditandai dengan perdarahan, gejala khas dari penyakit tipes berupa gangguan saluran pencernaan, seperti sembelit atau diare, kehilangan nafsu makan, dan nyeri perut.
Perbedaan Tipes dan DBD dari Pemeriksaannya
Bila mengalami gejala tipes atau DBD, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menanyakan gejala yang Anda rasakan, melakukan pemeriksaan fisik, serta melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti tes darah untuk mengetahui penyebab gejala tersebut.
BACA JUGA:Ini Dia Pilihan Sabun dan Sampo yang Aman untuk Kulit Bayi
Pemeriksaan darah pada penderita DBD dapat dilakukan setiap hari untuk mengetahui jumlah trombosit dan sel darah merah. Sementara itu, pemeriksaan yang dilakukan pada penderita tipes adalah tes Widal atau tes TUBEX yang bertujuan untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi.
Tes kultur darah atau feses terkadang juga dilakukan untuk memeriksa ada atau tidaknya bakteri Salmonella typhi pada saluran pencernaan. Pengobatannya pun berbeda. Pengobatan utama DBD dilakukan dengan memenuhi kebutuhan cairan tubuh, sedangkan penyakit tipes memerlukan antibiotik untuk menghilangkan infeksi.
Perbedaan Tipes dan DBD dari Langkah Pencegahannya
Langkah pencegahan tipes dan DBD juga berbeda. Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan memasang kelambu, menggunakan losion antinyamuk, rajin membersihkan lingkungan, menguras bak mandi, dan menutup tempat penampungan air.
BACA JUGA:Cara Mengatasi Kebiasaan Anak Buang Air Besar (BAB) di Celana
Sementara itu, upaya pencegahan tipes dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, yaitu dengan mencuci tangan sebelum makan, mencuci buah dan sayur hingga bersih, serta mengonsumsi air matang atau air kemasan yang terjamin kebersihannya.
Dengan mengetahui perbedaan tipes dan DBD, Anda diharapkan dapat lebih waspada terhadap kedua penyakit ini. Apabila Anda mengalami gejala tipes maupun DBD, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai dan menghindari komplikasi yang bisa berakibat fatal.(bee)