Untuk ketiga kalinya, Pemerintah Kota Padang menggelar hajatan mengenang musibah gempa besar berkekuatan 7,9 SR, Minggu, 30 September, di kawasan Monumen (tugu) gempa di Jalan Gereja atau di kawasan Taman Melati Padang, Minggu (30/9). Siangnya juga dibuka pameran foto- foto gempa, sebagai cikal bakal untuk dijadikan museum gempa Padang/ Sumbar, di Jalan Kis Mangunsarkoro Padang.
Kegiatan tersebut dihadiri Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Walikota Padang H. Fauzi Bahar, Wawako Padang H. Mahyeldi Ansharullah, Sekda Emzalmi, Ketua DPRD Sumbar Yulteknil, Ketua DPRD Padang Zulherman, para Kepala SKPD dan berbagai elemen masyarakat dan ribuan ahlil bait (waris) korban gempa, dengan memakai pakaian serba putih.
Juga di lounching buku \"Mengenang Gempa Dahsyad 30 September 2009\", dengan judul Kisah- kiah Korban gempa 2009, sebagai penulis/ editor Dr. Hasril Piliang, Richardi Akbar, S. Sos, Irwandi Rais, F. Fahlevi
Kepada sejumlah anggota masyarakat yang memberikan perhatian dan bantuan untuk pemulihan Kota Padang, juga diberikan piagam penghargaan oleh Walikota Padang.
Sebelumnya, Sabtu malam (29/9), juga dilakukan doa dan zikir di Mesjid dan Mushalla di 104 kelurahan Kota Padang. Mengenang detik-detik gempa 30 September dilakukan tepat pukul 17.14 WIB dengan membunyikan sirine di seluruh stasiun radio yang ada di Padang. Karena bersamaan dengan peringatan 30 September Pemko juga masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang.
Dalam kesempatan itu Fauzi Bahar mengatakan, peringatan gempa tersebut semata- mata untuk mengenang betapa dahsyadnya gempa 30 September 2009, yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi yang tidak sedikit.
\"Gempa 2009 lalu memang menjadi sebuah kenangan pahit dan diharapkan tidak akan terulang lagi, baik saat ini maupun terhadap anak cucu kita di kemudian hari,\" kata Fauzi.
Korban jiwa saat itu mencapai 383 orang, 431 luka berat, 107.028 unit rumah masyarakat rusak, 3.547 ruang belajar rusak, 85 unit sarana kesehatan rusak, 340 unit sarana pariwisata rusak dan puluhan sarana ibadah hancur/ rusak berat.
Kata Fauzi Bahar dengan peringatan gempa 30 September tersebut diharapkan dapat menjadi renungan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta kesiapsiagaan masyarakat Kota Padang dalam mengurangi resiko bencana.
Rasa prihatin saat itu berdatangan tidak hanya dari dalam negeri, tetapi luar negeri, termasuk secara langsung dari Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono, Wapres RI Budiono, para menteri, duta- duta besar Negara sahabat, pihak swasta dan yang lainnya.
Fauzi Bahar ke depan mengarapkan agar masyarakat lebih waspada dan mawas diri terhadap berbagai kemungkinan bencana yang timbul, \"Kota Padang saat ini masih dinilai rawan bencana gempa dan longsor. Untuk itu mari kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT,\" pinta Fauzi. (*)