BENGKULUEKSPRESS.COM - Pada masa nifas, biasanya terjadi perdarahan dan rasa nyeri seperti haid. Namun, ada beberapa tanda bahaya nifas yang perlu diwaspadai. Dengan mengenali tanda bahaya nifas, penanganan yang tepat dan aman pun bisa segera dilakukan.
Masa nifas terjadi selama 4–6 minggu setelah melahirkan. Selain keluarnya darah nifas atau lokia, ada beberapa hal yang umum terjadi saat masa nifas, mulai dari rasa tidak nyaman saat berhubungan seks, perubahan bentuk tubuh, munculnya stretch marks, rambut rontok, hingga konstipasi.
BACA JUGA:Pemadam Kebakaran Bengkulu Atasi 106 Kebakaran dan 288 Evakuasi
Meski keluhan-keluhan tersebut umumnya akan berkurang menjelang akhir masa nifas, Anda tetap perlu mewaspadai tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi pada masa nifas.
Mengenali Tanda Bahaya Masa Nifas
Beberapa tanda bahaya masa nifas yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Perdarahan berlebihan pascamelahirkan
Perdarahan pasca melahirkan dapat menjadi tanda bahaya. Hal ini perlu dicurigai jika Anda harus mengganti pembalut lebih dari satu kali per jam. Keadaan ini juga bisa disertai dengan pusing dan detak jantung yang tidak teratur.
Bila mengalaminya, Anda dianjurkan untuk segera mencari pertolongan medis ke dokter atau rumah sakit terdekat. Kondisi ini mungkin menandakan masih ada plasenta atau ari-ari yang tertinggal di dalam rahim, sehingga perlu dilakukan tindakan kuretase sebagai penanganannya.
BACA JUGA:Tips Jitu Memilih Sabun Mandi yang Tepat agar Kulit Tetap Sehat
2. Demam tinggi lebih dari 38°C
Demam tinggi dan tubuh mengigil bisa menjadi tanda infeksi. Keluhan ini juga bisa disertai dengan nyeri pada bagian perut, selangkangan, payudara, ataupun bekas jahitan, bila melahirkan dengan operasi. Selain demam, darah nifas yang berbau menyengat juga dapat menjadi gejala infeksi.
3. Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang terjadi satu minggu pertama masa nifas mungkin merupakan efek sisa pemberian obat anestesi saat melahirkan. Namun, jika sakit kepala terasa sangat mengganggu disertai dengan penglihatan kabur, muntah, nyeri ulu hati, ataupun bengkaknya pergelangan kaki perlu diwaspadai. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda komplikasi, seperti preeklampsia pascamelahirkan.
BACA JUGA:Air Panas Suban Lesung, Kolam Relaksasi Alami di Tengah Sejuknya Alam
4. Nyeri tak tertahankan pada betis
Nyeri tak tertahankan pada betis yang disertai dengan rasa panas, pembengkakan, dan kemerahan bisa menjadi tanda adanya penggumpalan darah. Kondisi ini dikenal dengan deep vein thrombosis (DVT) dan bisa berakibat fatal bila gumpalan darah tersebut berpindah ke bagian tubuh lain, misalnya paru-paru.
5. Kesulitan bernapas dan nyeri dada
Nyeri dada yang disertai dengan sesak napas bisa menjadi tanda emboli paru. Emboli paru adalah kondisi tersumbatnya aliran darah di paru-paru akibat gumpalan darah. Kondisi ini bisa mengancam nyawa, apalagi bila disertai muntah darah atau penurunan kesadaran.
BACA JUGA:Cara Efektif Meredakan Perut Kembung saat Hamil
6. Gangguan buang air kecil
Tidak bisa buang air kecil (BAK), tidak bisa mengontrol keinginan BAK, ingin BAK terus-menerus, nyeri saat BAK, hingga gelapnya warna air kencing bisa menjadi tanda kondisi medis tertentu. Tergantung gangguan BAK yang dialami, masalah tersebut bisa menjadi tanda dehidrasi, gangguan pada otot usus atau panggul, bahkan infeksi pada kandung kemih ataupun ginjal.
7. Merasa sedih terus-menerus
Perubahan kadar hormon dan munculnya tanggung jawab setelah melahirkan bisa membuat ibu mengalami baby blues. Gejala yang muncul bisa berupa perasaan gelisah, marah, panik, lelah atau sedih. Kondisi ini umumnya hilang dalam beberapa hari atau minggu.
BACA JUGA:Tips Kulit Putih Berseri dengan Masker dari Bahan Alami
Namun, bila perasaan tersebut tak juga hilang, bahkan disertai rasa benci, keinginan bunuh diri, dan halusinasi, kemungkinan itu merupakan tanda depresi pascamelahirkan. Kondisi ini tergolong berbahaya dan perlu segera mendapat penanganan.(bee)