Taufik Ruudyan Manaki: Inspirasi Penulis Muda dari Bengkulu

Rabu 09-10-2024,13:11 WIB
Reporter : Febyolan Meysandi
Editor : Rajman Azhar

BENGKULUEKSPRESS.COM - Taufik Ruudyan Manaki, mahasiswa berusia 21 tahun dari Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Bengkulu, tengah mengejar mimpinya sebagai penulis muda di tengah kesibukan kuliah.

Taufik berasal dari Desa Harapan, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Mimpinya untuk menjadi penulis terinspirasi saat ia menemukan sebuah novel di perpustakaan daerah di Jawa.

Ia mengungkapkan bahwa ketertarikan menulisnya dimulai sejak di bangku SMA. Namun, baru pada tahun 2020, saat banyak waktu luang karena pandemi COVID-19, ia memutuskan untuk serius menulis kembali.

""Saya tertarik menulis sejak SMA, tapi saat itu belum terealisasikan. Sehingga, pada saat 2020 saya mulai mencoba menulis kembali disaat banyaknya waktu luang di rumah karena saat itu sedang covid19," ungkap Taufik melalui pesan WhatsApp pada 08 Oktober 2024.

Karya pertamanya berjudul 'Secarik Kertas' terinspirasi dari film-film fiksi yang ia tonton. Selama ini, Taufik banyak menulis novel bergenre fiksi, karena ia merasa dapat mengekspresikan imajinasinya dengan bebas.

Di samping itu, ia juga aktif menulis buku pengembangan diri. Beberapa karyanya meliputi 'Tanya Jawab Nahwu Shorof', 'Aku Banyak Dosanya', serta sejumlah buku antologi seperti 'Mendengar Suara Sukma' dan 'Senandung Langkah Bernada'.


Taufik Ruudyan Manaki saat menjadi narasumber di Podter Bengkuluekspress.com-foto: istimewa-

BACA JUGA:Oka Ridiansyah: Mahasiswa Penggerak Edukasi Anti Hoaks untuk Pemilih Pemula

BACA JUGA:Peningkatan Kualitas Pendidikan: PKM Kolaborasi Jurnalistik UNIB dan UIN Batu Sangkar

Taufik menyebutkan bahwa tantangan terbesar dalam menulis adalah menjaga konsistensi atau istiqomah. "Jika kita tidak konsisten, tulisan kita tidak akan pernah selesai. Minimal setiap hari, tulislah satu kata dan bacalah satu kata," katanya.

Meskipun perjalanan menulisnya tidaklah mudah, ia berkomitmen untuk membagi waktu antara kuliah dan menulis.

Sebagai mahasiswa semester tujuh, Taufik menjelaskan bahwa menulis memerlukan usaha dan dedikasi, seperti melakukan riset, membaca banyak buku, mencari ide cerita, dan mengelola kosakata.

Ia menerbitkan buku pertama dan keduanya melalui penerbit indie, yang memungkinkan karya-karyanya hadir tanpa proses seleksi yang ketat.


'Aku Banyak Dosa' salah satu karya Taufik Ruudyan Manaki-foto: istimewa-

Saat ini, Taufik sedang dalam proses penulisan buku terbarunya berjudul 'Lekas Pulih'. Ia berharap bisa menerbitkan novel tersebut melalui penerbit besar seperti Gramedia, Republika, atau KPG. "Saya berharap novel ini bisa diterbitkan dan memberikan dampak positif bagi pembaca," harapnya.

Kategori :