BENGKULUEKSPRESS.COM - Berjalan-jalan di sepanjang garis pantai Lombok terasa kurang lengkap tanpa mengisi perut dengan camilan manis untuk menemani kopi hitam yang nikmat.
Jika Anda mencari camilan untuk memulai hari yang penuh petualangan di pulau seribu masjid ini, jajanan Celorot bisa menjadi pilihan yang tepat untuk sarapan.
Di antara makanan khas Lombok yang relatif pedas dan beraroma, serolot adalah salah satu camilan favorit masyarakat Sasak.
Celorot adalah jajanan tradisional Lombok yang terbuat dari santan, tepung terigu dan gula merah. Makanan ini memiliki ciri khas berupa wadah atau pembungkus berbentuk kerucut yang terbuat dari daun kelapa.
Celorot sering disajikan pada acara-acara adat dan perayaan tradisional, seperti pernikahan masyarakat Sasak, terutama yang berasal dari Desa Sade Lambitan.
BACA JUGA:Sate Padang Uda Zul: Cita Rasa Khas Sumatera Barat yang Populer di Bengkulu
Saat ini, Celorot menjadi oleh-oleh khas Lombok dan dapat dengan mudah ditemukan karena banyak diperjualbelikan di pasar-pasar tradisional.
Tidak ada bukti ilmiah mengapa Celorot berbentuk seperti terompet mini. Proses pembuatannya dimulai dengan teknik melipat daun muda janur atau kelapa menjadi cetakan kerucut kecil seperti terompet.
Bahan-bahannya sederhana: tepung beras, gula merah dan santan.
Pertama, tepung beras, gula merah dan santan diaduk hingga rata. Adonan ini kemudian dituang ke dalam cetakan janur yang sudah disiapkan.
Selanjutnya, kukus celor. Isi panci tinggi dengan air secukupnya dan letakkan cetakan selerotto di atas piring kecil yang sudah dilubangi. Uap dari air mendidih akan mematangkan Celorot.
BACA JUGA:10 Makanan Ekstrem yang Ada Di Indonesia, Salah Satunya Terbuat dari Darah
Menariknya, beberapa suku Sasak masih menggunakan janki, tungku tradisional yang terbuat dari tanah liat, untuk memasak Celorot. Kayu bakar kering digunakan sebagai bahan bakar dan proses memasaknya berlangsung selama setengah jam.