BENGKULUEKSPRESS.COM — Seminar Nasional dengan tema "Mengembangkan Strategi Bimbingan dan Konseling Terhadap Kesehatan Mental dan Flourishing di Era Society 5.0" sukses diselenggarakan oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Bengkulu, bekerja sama dengan HIMABIKO (Himpunan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling).
Acara ini menjadi wadah bagi akademisi, praktisi, dan mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk mendiskusikan pendekatan-pendekatan baru dalam dunia bimbingan dan konseling.
Seminar yang berlangsung di Ruang Rapat Utama GLT Universitas Bengkulu ini menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN., M.Pd. dari Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Ifdil S.HI., S.Pd., M.Pd., Ph.D., Kons. dari Universitas Negeri Padang, dan Dr. Ilfiandra, M.Pd. dari Universitas Pendidikan Indonesia. Ketiga pakar ini membahas tantangan dan peluang di era Society 5.0, di mana teknologi dan digitalisasi semakin mendominasi kehidupan manusia.
Para narasumber menekankan pentingnya adaptasi para konselor terhadap perkembangan teknologi untuk membantu individu menjaga kesehatan mental. Di tengah era Society 5.0, di mana manusia dan teknologi hidup berdampingan, muncul berbagai tantangan psikologis baru. Isu-isu seperti kecemasan digital, alienasi sosial, dan dampak negatif media sosial menjadi topik utama dalam diskusi ini.
Universitas Bengkulu Adakan Seminar Nasional tentang Bimbingan dan Konseling di Era Teknologi-(foto: istimewa)-
BACA JUGA:Universitas Bengkulu Tingkatkan Keterampilan Digital Pengrajin Kopi Pare
BACA JUGA:Konferensi Internasional ke-5 di Stikes Tri Mandiri Sakti Bahas Bencana & Kesehatan
Seminar ini mendapatkan sambutan antusias dari para peserta, terutama mahasiswa, yang turut aktif dalam sesi tanya jawab. Banyak peserta tertarik pada diskusi mengenai bagaimana bimbingan dan konseling dapat lebih inklusif dan mudah diakses, terutama melalui teknologi digital.
Seminar ini diharapkan menjadi pemicu lahirnya inovasi-inovasi baru dalam bidang bimbingan dan konseling, khususnya dalam menghadapi tantangan kesehatan mental di era digital. Dengan strategi yang tepat, diharapkan masalah kesehatan mental yang semakin kompleks dapat ditangani lebih efektif, sekaligus mendorong flourishing di kalangan masyarakat luas.(**)