BENGKULUEKSPRESS.COM - Jarang didengar, kamu mungkin bertanya-tanya apa itu myasthenia gravis. Miastenia gravis adalah kondisi jangka panjang yang langka yang menyebabkan kelemahan otot. Ini dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia, biasanya dimulai pada wanita di bawah 40 dan pria di atas 60.
Penyakit ini paling sering mempengaruhi otot-otot yang mengontrol mata dan kelopak mata, ekspresi wajah, mengunyah, menelan dan berbicara. Tapi itu bisa memengaruhi sebagian besar tubuh. Merupakan salah satu jenis autoimun ini perlu kamu waspadai. Yuk kenali berbagai gejalanya di bawah ini!
BACA JUGA:Gelombang Panas Makin Ganas! Ini Pengaruhnya Bagi Kesehatan Tubuh
Myasthenia gravis adalah jenis penyakit autoimun yang menyerang persimpangan antara saraf dan otot, dan menyebabkan gejala kelemahan otot. Penyakit ini cukup langka. Penelitian mengemukakan bahwa 7 hingga 20 orang dari 100.0000 orang dewasa telah mengalaminya.
Penyakit ini diketahui lebih sering terjadi pada wanita berusia sekitar 30 tahun atau pria berusia sekitar 40-50 tahun. Dulu, angka kematian akibat myasthenia gravis mencapai 50-80 persen. Tapi sekarang dengan kemajuan dalam pengobatan, angka kematian telah berkurang menjadi 2 persen.
Ini terjadi ketika antibodi kamu menyerang jaringan tubuh kamu sendiri, bukan penyerbu asing, seperti virus. Pada myasthenia gravis, sistem imun menyerang reseptor asetilkolin dengan antibodi spesifik. Beberapa reseptor dihancurkan atau diblokir, yang berarti bahwa pesan kimia tidak dapat diterima.
BACA JUGA:Ampuh atasi jerawat! Ini Manfaat Masker Tomat untuk Wajah
Ciri khas myasthenia gravis yakni kelemahan otot yang memburuk setelah beraktivitas dan membaik setelah istirahat. Penyakit ini umumnya terjadi pada otot-otot tubuh yang mengontrol mata dan kelopak mata, ekspresi wajah, mengunyah, menelan, dan berbicara.
Gejala
Gejala utama miastenia gravis adalah kelemahan pada otot rangka. Kegagalan otot untuk berkontraksi biasanya terjadi karena otot tidak mampu merespon impuls saraf. Tanpa transmisi impuls yang tepat, komunikasi antara saraf dan otot terhambat dan mengakibatkan kelemahan otot. Berikut adalah berbagai gejala dari myasthenia gravis, antara lain:
- Penderita sulit untuk berbicara
- Kewalahan dan lelah berlebih saat menaiki tangga atau mengangkat barang
- Terkadang mengalami kelumpuhan wajah
- Sulit bernafas karena kelemahan otot pernafasan
- Susah menelan atau mengunyah
- Sangat mudah lelah
- Satu atau kedua lipatan mata terkulai (ptosis)
- Adanya penglihatan ganda akibat lemahnya otot dalam mengontrol gerakan pada mata
- Suara serak
BACA JUGA:Singing Bowl Salah Satu Khasiatnya Bisa Redakan Stres!
Namun demikian, tidak semua penderita akan mengalami gejala serupa. Selain itu, tingkat kelemahan otot dapat berubah dari hari ke hari. Tingkat keparahan gejala biasanya akan meningkat seiring waktu, jika tidak diobati.
Penyebab utama myasthenia gravis adalah gangguan neuromuskular yang biasanya disebabkan oleh masalah autoimun. Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara tidak sengaja menyerang jaringan sehat. Pada kondisi ini, antibodi tubuh yang biasanya menyerang benda asing, termasuk zat berbahaya di dalam tubuh, menyerang neuromuscular junction. Kerusakan pada membran neuromuskular dapat mengurangi adanya efek zat neurotransmitter asetilkolin.
Padahal, zat tersebut penting yang berfungsi sebagai komunikasi sel saraf dengan otot. Jika demikian, akibatnya terjadi kelemahan otot. Memang, penyebab utamanya dari reaksi autoimun ini tidak terlihat jelas. Menurut asosiasi distrofi otot, protein virus atau bakteri tertentu dapat mendorong tubuh untuk menyerang asetilkolin. Selain itu, myasthenia gravis juga dapat disebabkan oleh kelainan pada kelenjar timus.
BACA JUGA:Ini Manfaat Olahraga Malam Hari yang Perlu Kamu Tahu
Kelenjar timus adalah kelenjar yang mengontrol fungsi kekebalan dan diduga terkait dengan myasthenia gravis. Kelenjar timus tumbuh secara bertahap sampai remaja, kemudian menyusut dan digantikan oleh jaringan lemak.Pada orang dewasa dengan MG, kelenjar timur ini tetap besar. Para peneliti percaya bahwa kelenjar timus dapat memicu atau mempertahankan produksi antibodi yang memblokir asetilkolin.
Faktor risiko miastenia gravis ini meliputi:
- Wanita usia 20-40 tahun.
- Pria berusia 50 tahun ke atas.
Selain itu, hal-hal berikut juga dapat menjadi faktor risiko dan menyebabkan gejala penyakit terasa lebih buruk:
- Kelelahan
- Menderita penyakit tertentu.
- Minum obat, seperti beta-blocker, quinidine glukonat, quinidine sulfate, kina, fenitoin, anestesi tertentu dan beberapa antibiotik.
BACA JUGA:Sayuran Ini Cocok Dikonsumsi untuk Diet Berat Badan
Pengobatan
Cara mengobati myasthenia gravis umumnya akan tergantung pada usia, tingkat keparahan penyakit dan berapa lama pasien mengalami kondisi tersebut. Beberapa perawatan dan obat-obatan tersedia untuk meredakan gejala miastenia gravis terkontrol, termasuk:
- Menghindari kondisi yang dapat memicu terjadinya gejala myasthenia gravis.
- Mengonsumsi obat rekomendasi dokter.
- Beberapa orang menemukan bahwa kondisi seperti kelelahan, panas dan stres, memperburuk gejala.
Sayangnya, hingga saat ini penyebab munculnya antibodi abnormal belum diketahui. Namun, pada 75 persen kasus myasthenia gravis adalah adanya gangguan pada kelenjar timus berupa pembesaran kelenjar timus atau tumor pada kelenjar timus (thymoma).(bee)