RATU SAMBAN, BE - Ratusan hektar tambak udang dan ikan bandeng di kawasan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, rusak parah. Akibatnya para petani tak bisa melakukan budidaya udang dan ikan bandeng sejak tahun 2000 lalu. Kerusakan tambak itu diakibatkan bencana banjir yang hampir setiap tahun melanda kawasan pesisir itu.
Penyuluh pertanian tambak undang dan ikan bandeng, Tarzan Zani diamini para petani tambak lainnya menuturkan, kawasan tambak di Kota Bengkulu terbagi dalam tigas kawasan yakni, Padang Serai, Kandang dan Bangkahan Teluk Sepang Kota Bengkulu.
Ketiga kawasan itu sebelum tahun 2000 merupakan kawasan penghasil udang dan bandeng dan mampu memenuhi permintaan hingga dipasarkan hingga keluar Kota Bengkulu. Namun sejak terjadi gempa besar di tahun 2000, disertai peristiwa banjir tahunan, menyebabkan lokasi tambak rusak parah. Tanggul tambak jebol akibat kebanjiran dan air laut pasang. \"Banjir terjadi dua kali dalam setahun, hampir dua kali banjir, akibatnya tanggul yang dibuat warga secara tradisional itu jebol,\" katanya.
Untuk perbaikan membutuhkan sedikitnya dana Rp 15 jutaan/hektar. Akibatnya lahan seluas 100 hektar yang menjadi sumber pendapatan sedikitnya bagi 150 kepala keluarga di kawasan Padang Serai, 80 persennya sudah tidak berfungsi.
Kelompok tani sudah mengusulkan permasalahan ini ke Dinas Kelautan dan Perikanan, namun belum ada respon. DKP, kata Tarzan mestinya tanggap atas permasalahan yang dialami para petambak, karena jika dibiarkan, maka akan berakibat pengalihan fungsi lahan menjadi areal perkebunan kelapa sawit. \"Sudah beberapa persen warga sudah mulai melakukan penanaman sawit di areal tambak, \" katanya.
Ia berharap, pemerintah dan kelompok tani secepatnya dapat mencari solusi untuk mengatasi permasalahan para petani tambak, segera mengucurkan anggaran perbaikan lahan tambak, khususnya pembuatan tanggul pengaman tambak. (247)