Inflasi terbesar terjadi di Kota Sorong sebesar 1,73 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Pekan Baru sebesar 0,04 persen, Sedangkan Deflasi tertinggi berada di Kota Jayapura sebesar 2,63 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Dumai sebesar 0,01 persen. Kota Bengkulu dengan inflasi sebesar 0,72 persen menduduki urutan ke-28. Sedangkan dari 16 kota di Pulau Sumatra yang dipantau BPS Bengkulu berada diposisi ke-4.
\"Sebagian besar kota di Indonesia mengalami inflasi diduga karena pengaruh daru harga bawang yang melangit. Untuk beberapa kota yang mengalami deflasi kemungkinan saat dipantau sedang musim panen sehingga harga-harga relatif turun,\" tambah Dody.
Inflasi yang terjadi di Kota Bengkulu terjadi pada empat kelompok barang dan jasa yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,95 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,15 persen. kelompok Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,18 persen. Kelompok transpor,komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,99 persen.
Sedangkan untuk kelompok yang tidak mengalami perubahan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,00 persen. Kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok sandang sebesar 0,69 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,44 persen.\"Kita harap dengan adanya informasi ini para pembuat kebijakan dapat membuat ebijakan yang tepat sehingga laju inflasi di Kota Bengkulu dapat dikurangi,\" harap Dody.
Dipilihnya Kota Bengkulu sebagai lokasi pemantauan di Provinsi Bengkulu, karena Kota Bengkulu dianggap bisa mewakili Provinsi Bengkulu secara keseluruhan. Sementara itu untuk inflasi secara nasional yang terjadi di Indonesia adalah sebesar 0,63 persen.(251)